Sventy Three [BSHvSMP]

1 1 0
                                    

Bismillah ....

Assalamu'alaikum, annyeong!

Sebelum baca chapter ini, kita shalawatan bareng dulu, yukk! Jangan lupa shalawatnya dibaca tiap hari, dear.

Allohumma solli 'alaa Muhammad, wa 'alaa aali Muhammad. Allohumma solli 'alaa Muhammad, wa 'alaa aali Muhammad. Allohumma solli 'alaa Muhammad, wa 'alaa aali Muhammad. 

Happy reading~

🎬🎬🎬

Nadya dan teman-teman sudah berkumpul di lapangan mengenakan kaos dan celana training olahraga SMP 888 Jakarta. Mereka akan ujian praktek olahraga yang tidak lain adalah senam. Senam terakhir sebelum mereka benar-benar lulus dari sana. Nadya sudah menghafal gerakan senam dalam satu malam. Lima orang maju sesuai absen. Sialnya, anak cowok yang absennya di atas Nadya malah keluyuran mencari training SMP. Sebab kebanyakan anak cowok mengenakan training bebas.

"Nadyaa!" Nadya yang sudah senang akan maju bersama Naveed dan Parida nantinya, terpaksa maju ke depan.

"Pake hp lo aja, Nad."

"Iya, deh. Ini, Pak."

Dengan percaya diri, Nadya bergerak sesuai yang ada pada contoh di video yo***be. Ia yang di belakang, justru seperti pemimpin anak cowok di depannya yang pelanga pelongo tidak hafal gerakan. Jazlyn juga sempat salah sebelum akhirnya mengikuti gerakan Nadya.

"Ishh, kelompok senamnya gak bener. Untung, gue hafal. Kalo gak, bisa kacau ini."

"Oke, anak cowok pada ngulang semua. Yang gak ngulang cuma ... siapa namanya, Neng?"

"Saya Nadya, Pak."

"Saya Jazlyn."

Giliran Naveed, Parida dan tiga orang lainnya maju.

"Ehh, Nadyaa, nitip hp!" Naveed menaruh ponselnya di telapak tangan Nadya yang terbuka.

Tidak hanya Naveed, hampir semua menitipkannya pada Nadya. Nadya hanya bisa pasrah mengangguk dijadikan tempat penitipan ponsel. Ia sampai terlupa ponselnya masih di depan dan disambungkan dengan speaker.

"Ini sandinya apaa?"

"Nadyaa, apa sandinya?"

"Loh, pake hp gue lagi?" gumam Nadya pelan.

Nadya berlari kecil sambil tangan kanan dan kirinya memegangi ponsel orang.

"Lagian pake sandi segala. Emang nomor apa, sih? Tanggal jadian?"

Celetukan Pak Juan mengundang tawa teman sekelasnya. "Gak, lah, Pak. Tanggal lahil saya."

"Biarin gue jawab tanggal lahir aja, daripada gue diketawain kalo password-nya tuh nomer telpon Emran."

"Sini sama saya aja, Pak! Saya tau password-nya. Kasian Nadya lagi jadi tempat penitipan hp."

Parida memencet beberapa angka yang telah diberitahu Nadya sebelumnya. Nadya bisa kembali duduk dengan tenang. Meskipun sedikit kesal, kenapa tidak dari tadi Parida saja yang mengetikkan password-nya?

"Lyn, nih pegang hpnya Napeed!"

Nadya menyerahkan ponsel Naveed pada Jazlyn. Selain mengurangi beban, Nadya juga tidak ingin dianggap 'masih suka' pada Naveed. Walaupun kenyataannya begitu, ada sisa-sisa rasa di hati.

Si imut sengaja menjauh agar dapat fokus menghafal beberapa kalimat bahasa Inggris yang akan diujikan sehabis istirahat. Malah Jazlyn dekati dan diajak mengobrol.

Bukan Sekadar Halu vSMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang