Seventeen [BSHvSMP]

12 4 1
                                    

Bismillah ...

Assalamu'alaikum, annyeong!

Gatau mau bilang apa. Cuman mau nyemangatin aja, deh. Semangat ya, Kesayangannya Ratu Keju! Jaga kesehatan, jangan sampai lupa istirahat, okay? ><.

Happy reading~

🎬🎬🎬

Mereka sungguh latihan siang ini, tanpa pulang terlebih dahulu. Awalnya, Warda memilih gerakan dance yang lumayan sulit menurut Nadya. Setelah si imut berkomentar, gerakannya diganti menjadi mudah. Kali ini bagi Nadya terlalu mudah. Bahkan terlihat seperti senam.

Namun, Nadya tidak enak hati kalau harus berkomentar kembali. Mungkin sekarang bisa ditahan komentar yang ingin ia lontarkan, tidak tahu esok atau nanti. Karena mulut mungilnya kadang harus menumpahkan kekesalan ketika sudah tidak bisa dipendam.

Selama latihan yang dipandu oleh Warda, Nadya mendumel dalam hati. Menatap gerakan Warda dengan tatapan tidak suka. 

"Ya ampun, itu tangannya gak usah sok dibuat lentik gitu, deh! Mukanya juga songong banget kayak dia yang paling jago nge-dance. Padahal mah masih sama-sama pemula juga. Mana ini gerakan berasa mirip gerakan senam. Ini tuh sebenernya dance atau senam dah?"

"Eh, ini ditampilin kapan, deh?" tanya Indira yang duduk di bangku usai selesai latihan. Yang lainnya juga turut duduk. Bedanya, Nadya duduk di meja dan dengan santai mengayunkan kakinya. Pikirannya masih melamuni semua yang sudah terjadi. Iya, bestie. Nadya tidak sekalem yang orang pikirkan.

"Katanya sih besok. Eh, iya 'kan, Kil?"

Nadya yang tadi masih melamun, langsung menoleh cepat. "Apa? Kenapa?"

"Itu Indira nanya dance-nya ditampilin kapan. Terus aku jawab, besok. Bener gak, Kil?"

Otak Nadya sempat loading beberapa detik. Sesudah konek, ia mengangguk. Maklum, otak udang. "Iya, benel." 

"Ngelamunin tsiapa tuh tadi?" tanya Warda berniat menggoda Nadya.

"Masih mikirin Kak Hiro, Nad?"

"Kayaknya gak suka banget kalo gue masih suka mikilin Kak Hilo. Santai aja kali, gue gak ada niatan NI-KUNG temen sendili, kok." Nadya langsung membuang muka. Ia sedikit menekan kata 'Nikung'.

Keduanya membisu. Terkejut dengan apa yang barusan Nadya ucapkan. Mereka mengira Nadya sudah melupakan kejadian itu, padahal tidak mudah bagi Nadya untuk melupakan kejadian-kejadian yang pernah dilalui. Apalagi soal hati.

"Aslinya sih, gue ngelamunin lo pada. Buat apa gue ngelamunin Hiro lagi? Nyari penyakit aja."

Kaki Nadya melangkah ke belakang kelas. Mencari tempat yang aman untuk mengenakan jilbabya kembali.

Iya, Nadya tergoda karena tidak mau kalah dengan Warda yang menggerai rambut panjangnya. Dari awal latihan Warda tidak mengenakan jilbab, ia kerap berkali-kali mengibas rambut serasa rambutnya yang paling cantik. Indira juga ikut lepas jilbab, bedanya, ia ia belum pernah menstruasi. Nadya ingin menyaingi mereka, akhirnya ikut melepas. Lova? Cewek berdarah Ambon itu belum terbiasa memakai jilbab selain saat sekolah. Alhasil, Lova juga membukanya sejak awal latihan.

Walau Nadya tahu, jika rambutnya dilihat yang bukan mahram akan berdosa. Namun, si imut tetap keukeuh karena bisikan setan dari Warda dan Indira yang mengatakan kalau kelas sepi hanya ada mereka berempat. Sekarang Nadya ingin mengenakannya kembali, takut ada cowok yang tiba-tiba masuk. Mahkotanya yang indah nan panjang, tidak boleh dilihat lelaki ajnabi.

Bukan Sekadar Halu vSMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang