Bismillah ...
Assalamu'alaikum, annyeong!!
Siapapun yang membaca ini, semoga sehat selalu, ya♡.
Selamat membaca~
🎬🎬🎬
Di tengah kesunyian malam, Nadya iseng memosting sebuah video yang berisi bahwa dirinya stuck pada memori tahun 2019 dan 2020. Nadya juga menuliskan caption 'Saya kangen dipanggil Mila." Berharap orang yang ia tuju mengerti kode halus darinya. Entah Naveed mengerti kode itu atau tidak. Namun, kejadian saat dirinya down terulang kembali.
Setelah melihat story Nadya poto profil Naveed berubah kembali menjadi foto Oppa Korea tengah menyengir. Nadya tertawa kegirangan, ia memukul-mukul bantalnya.
"Nyengil 'kan lo! Lo kangen manggil gue Mila, ya? Sama, kok. Gue juga kangenn manggil lo Lino. Sebenelnya, gue lebih kangen dipanggil Mbah Kunti dan manggil lo Gendeluwo monyong, sih. Tapi, 'kan, gak boleh. Telnyata, manggil olang dengan panggilan yang gak baik tuh dosa tau."
Beberapa kali Nadya mengganti nama kontak Nadya. Dari mulai Naveed gue, Naveednya Nadya, orang tidak dikenal, sampai sekarang Naveed di kontak Nadya bernama Lino.
"Lo cuman ganti pp, itupun gue gak tau tujuannya buat apa. Bisa jadi, kalena hal lain. Atau, emang lo lagi melasakan hal yang sama. Kalo lo peka, kenapa gak langsung nge-chat gue dan panggil gue Mila atau Mbah Kun lagi? Kenapa?"
*****
Tugas video ialah tipe tugas yang rata-rata tidak disukai siswa. Berbeda dengan gadis imut bernama Nadya, ia justru sangat senang. Tidak peduli akan memenuhi ruang penyimpanan ponselnya. Dari tugas-tugas video lah, Nadya dapat mengasah kemampuan berbicaranya. Setelah kemarin kelar tugas berpidato bahasa Indonesia, kini ia juga harus berpidato menggunakan bahasa Sunda.
Bila ada kata yang kesulitan Nadya baca, pasti ia bertanya pada Abi. Nadya selalu berusaha menampilkan yang terbaik tiap kali mengerjakan sesuatu. Ia melalukan semampunya, tetapi Nadya juga tidak memaksakan diri jika memang dia tidak bisa.
"Ah, bodo amat benel atau salah pengucapannya, yang penting dapet nilai," gumam Nadya selesai merekam video.
Untuk menghilangkan penat, Nadya membuka aplikasi editing dan hendak mengedit beberapa fotonya. Namun, sebuah chat masuk membuat jantungnya serasa ingin copot saking kencangnya guncangan. Nadya mengerjakan mata beberapa kali, mencoba menyadarkan diri. Siapa tahu ini hanya halusinasi.
Ternyata tidak, karena notifikasi masuk kembali. Nadya melempar ponselnya ke kasur, lalu berteriak histeris. "AAAAAAA OMO, OMO! Astaghfirullah, Allahu Akbar! Ya, Allah. Jantung gue!"
"Kenapa lo?" tanya Izzah heran.
"N-napeed! Napeed nge-chat gue!"
"Idih, najis! Baru di-chat doang senengnya udah kayak pengin dinikahin aja."
Nadya menghiraukan perkataan Izzah.
"Bental, ya, gue salting dulu. Aduh, lo, sih! Kalo mau nge-chat tuh, bilang-bilang dulu. Jangan bikin olang jantungan. Lo kayaknya seneng banget bikin jantung gue gak aman."Linoo
Assalamu'alaikum.
Ehh, ini bener Nadya kann?Waalaikumussalam, iye.
Nadyaa.
Tugas agama kayak gmn sih?
Contohnya tuu kyk gimana?"Tumben lo nanya ke gue. Bukannya lo bisa tanya ke yang lain? Ke Parida, Irene, atau Eritha gitu. Kenapa ke gue? Biasanya juga lo lupain, 'kan? Gue emang kangen lo tanyain tugas kayak gini, sih. Tapi, gue lebih kangen lo manggil gue Mbah Kun. Kenapa balik lagi jadi manggil Nadya? Panggilan kita yang dulu, udah lo lupain, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sekadar Halu vSMP
Novela JuvenilBukan Sekadar Halu versi SMP Attention ❗ ➷ Mau plagiat cerita saya? SIAP-SIAP TEMUI SAYA DI PENGADILAN AKHIRAT! ➷ No judge! Kalo mau kasih masukan, yang baik ya. Sila ambil baiknya n buang buruknya. ➷ Siders? Gpp, smoga cerita ini bisa mengedukasi k...