Bismillah ...
Assalamu'alaikum, annyeong!
Bestie, kamu cantik dengan segala apa yang ada pada diri kamu. Semangat, ya. Aku ada di sini untuk menemanimu bertumbuh<3.
Happy reading~
🎬🎬🎬
Tangan Nadya bergetar hebat begitu ingin memosting tulisannya di Ins*agr*m pribadi. Ia memejamkan mata beberapa menit, mengepalkan tangan kirinya dan melafalkan kata sakti agar dapat mengalahkan rasa takut yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Nadya baru memulai challenge berani menulis 40 hari.
Benar kata orang, manusia lebih menakutkan dibanding hantu. Pikiran dan hati Nadya amat berbeda. Sekeras apapun otak berusaha berpikir positif, hati tetap bergetar tidak siap menerima respon dari teman-teman.
"Gimana kalo misal nanti gue dijulidin lagi? Dibilang sok bisa lah, padahal di sekolah pendiem. Gimana kalo kayak gitu? Apa mental gue siap buat telluka lagi?"
Rasa takut berubah menjadi syukur yang tidak terukur. Support dari puluhan saudara muslimah mampu menciptakan senyuman lebar di wajah gadis imut. Setiap komentarnya memberikan kehangatan yang baru dapat Nadya rasakan.
Selama ini, hanya keluarga dan beberapa teman dekatnya saja yang men-support dirinya. Teman-teman yang lainnya, menghilang entah kemana. Termasuk Naveed. Semenjak dia mengganti nomor telepon, mereka lost-contact. Meskipun begitu, Nadya tahu betul Naveed pasti melihat apa yang ia posting. Hanya saja, cowok itu enggan meninggalkan jejak berupa like sekalipun.
chaviaam_ masyaa Allah, Adik kecil sudah punya semangat dan berani bermimpi sejak dini. Can't wait for the next story, semangatt Adik kecil!! 💖.
me.raina_ kerenn, semangatnya luar biasa meski masih sangat muda. Barakallah, Adik cantik 🤗."Jujul, gue telhalu. Belasa punya banyak Kakak. Selu juga telnyata, ngoblol sama yang lebih tua dali kita. Apalagi, yang usianya benel-benel jauh di atas kita. Pikilannya pada dewasa semua, olang-olang hebat pulak." Nadya menutup mulutnya dengan tangan kiri, tidak bisa berkata panjang saking terharunya.
Senyuman manis Nadya tidak pudar sedikitpun. Ia masih setia membaca komentar-komentar yang berisi support untuk dirinya. Bukan hanya dari kalangan anak SMA, melainkan banyak yang sudah menjadi perawat, bidan, traveler, bahkan guru. Ada beberapa juga yang bekerja di kantoran, pun ada yang freelance.
****
Sama seperti orang pada umumnya, otak Nadya tidak berhenti berpikir meskipun sedang melaksanakan salat. Bukan sesuatu yang dapat dibanggakan, justru itu hal yang mesti sama-sama kita renungkan. Namun, entah datang dari mana ide menulisnya tiba-tiba muncul di kepala.
"Hati."
Tanpa persiapan yang matang, cukup bermodalkan premis yang ia bikin dadakan usai mendapat ide. Ditulis dengan hati yang terdalam dan dipandukan dengan kerja keras otak yang terkadang lemot.
Pemikiran Nadya yang awalnya takut tidak diterima ceritanya, rupanya berbanding terbalik. Tidak pernah Nadya sangka sebelumnya, atas antusiasme dari Kakak-kakak online-nya. Mereka tertarik mengikuti alur ceritanya dari awal hingga akhir. Merekalah yang menjadi alasan dikala semangat Nadya menulis mulai menurun.
Hati Nadya 'tak karuan, gembiranya bukan main. Rasa haru karena banyak yang terpikat dengan cerita yang ia buat. Sekarang Nadya baru percaya, bahwa setiap tulisan pasti ada pembacanya. Setiap kerja keras pasti akan berbuah manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sekadar Halu vSMP
Novela JuvenilBukan Sekadar Halu versi SMP Attention ❗ ➷ Mau plagiat cerita saya? SIAP-SIAP TEMUI SAYA DI PENGADILAN AKHIRAT! ➷ No judge! Kalo mau kasih masukan, yang baik ya. Sila ambil baiknya n buang buruknya. ➷ Siders? Gpp, smoga cerita ini bisa mengedukasi k...