Fifty Nine [BSHvSMP]

1 0 0
                                    

Bismillah ....

Assalamu'alaikum, annyeong!

Jangan pernah ada pikiran buat berhenti berjuang. Kamu udah sejauh ini, masa mau menyerah gitu aja? Gak sayang sama pengorbanan kamu selama ini? Kamu udah capek-capek berjuang, tapi malah mau menyerah di tengah jalan. Jangan, yaa?

Janji duluu! Janji buat gak menyerah? 😾

Oke, aku harap kamu pegang janji buat diri kamu sendiri.

Selamat membaca~

🎬🎬🎬

Prankk!

Wadah bedak yang terbuka jatuh ke kasur, mengotori gamis dominan putih yang Nadya kenakan.

"Makanya, buka bedak di lantai, jangan di atas baju. Kotor 'kan, bajunya." Bukannya membantu, Izzah malah meledek.

"Eh, apa, tuh? Ya ampun, kok bisa tumpah, Teh? Ada-ada aja kamu, mah. Bersihin dulu, gih! Digebuk-gebukkin roknya di belakang biar bedaknya turun."

Nadya melakukan sesuai perintah Fiza. Sayangnya, sudah berulang kali, noda bubuk bedak yang berwarna kekuningan tidak bisa hilang dari gamis putih.

"Gak bisa hilang, Ammah. Aku ganti gamis aja, deh."

Terpaksa ia mengganti gamisnya dengan gamis lama yang sudah mulai nyingkrang. Padahal, gamis putih ungu itu belum pernah ia pakai sebelumnya dan memang sudah diniatkan akan dipakai di acara lamaran Izzah. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Mau tidak mau Nadya mengenakan pakaian yang bersih.

"Kamu nyari apaan lagi, Teh?"

"Jilbab, Mah. Gak ada yang masuk walnanya."

"Pake jilbab Ammah aja. Sini, Ammah pakaikan jilbabnya!"

Jilbab bergo berwarna hijau botol terpasang sangat indah di wajah imut Nadya. Ditambah, jilbab tersebut Fiza penitikan belakangnya dijadikan model agar terlihat lebih stylish.

"Imut banget sih kamu, Teh. Noh, pas banget di muka kamu! Tinggal pake bedak, awas jangan sampai kena baju lagi. Pake yang natural aja, muka kamu udah manis soalnya."

Nadya mengoleskan bedak secukupnya serta liptint tipis.

"Teh Nadya! Cantik banget, maasyaa Allah. Serius eh, ini natural aja cantik, loh!"

"Aamiin."

****

"Nanti habis ini Aziel minta nikah, deh!" celetuk Junayd.

"Eh, napas dulu! Gak sanggup kalo terus-terusan."

Ruang tamu dipenuhi canda dan tawa orang dewasa. Nadya mendengarkan saja dengan wajah polosnya.

"Tadi kayaknya pas acara, mereka chattingan, deh. Waktu abis makan, saya 'kan gak sengaja lihat Izzah lagi senyum-senyum. Terus, pas saya lihat, Tariq juga lagi senyum-senyum. Pasti chattingan tuh, iya, 'kan, Teh?" tanya Fakhir yang turut andil membantu acara lamaran berlangsung. Sementara Zakia, Hanif, dan Yusuf tidak bisa datang dikarenakan Yusuf sedang demam.

Izzah menahan senyumnya, mengangguk malu-malu. Tawa pecah di antara mereka.

"Izzah, udah, ya. Jangan chattingan sama yang lain, udah diikat tuh sama Tariq pake cincin. Itu cincin sebagai tanda pengikat kalau kamu sudah ada calonnya," pesan Junayd pada ponakannya.

"Iya, Om."

Di dalam kamar, Izzah mengeluarkan unek-uneknya yang ia tahan. "Dek, tau, gak?"

"Kenapa?"

Bukan Sekadar Halu vSMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang