Twenty Five [BSHvSMP]

17 2 0
                                    

Bismillah ...

Assalamu'alaikum, annyeong!

Jangan lupa bersyukur hari ini, yaa. Senyum juga biar tambah cakeppp.

Happy reading~

🎬🎬🎬

Beberapa hari lagi akan memasuki bulan Ramadhan. Nadya tampak lesu tidak bersemangat. Tugas-tugasnya sudah kelar, ia memainkan ponsel untuk sekedar menyibukkan diri. Satu pesan dari grup rohis mencuri perhatian. Sebuah broadcast panjang yang setelah Nadya baca hingga habis, rupanya info sekolah Ramadhan online. Mata Nadya berbinar-binar.

"Ikutan ah, bial gak bosen-bosen amat!" Nadya men-share nya tanpa ragu ke beberapa grup, ke grup rohis, grup keluarga serta grup ngajinya. Ia berharap dengan ini bisa menambah pengetahuan, teman dan mengurangi kejenuhan.

Salah satu program yang ada ialah one day one juz. Nadya yang selama ini hampir tidak pernah mengikuti, bahkan baca Al-Qur'an saja ia menunggu waktu luang. Bergabung bersama orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama—thallabul 'ilmi—mendorong Nadya untuk terus membaca kitabnya.

Si imut tidak mau membuka ponsel sebelum ia menyelesaikan satu juz Al-Qur'an. Jika membukanya, Nadya akan merasa menanggung beban karena belum laporan saat yang lainnya sudah.

"Dek, lo ditunjuk nanti malem ngisi materi di grup, tuh!" Izzah sang Kakak rupanya mengikuti si bungsu. Tidak peduli mau dianggap Kakak yang 'mencontoh' Adiknya, selama hal baik, mengapa tidak?

Jadwal malam adalah kajian yang pematerinya dari peserta itu sendiri secara bergilir. Izzah sudah pekan kemarin, kini giliran Nadya menyampaikan suatu ilmu yang pasti akan bermanfaat. Nadya yang sedari Subuh belum membuka ponsel, mendelik lucu.

"G-gue? Emang yang lain udah semua? Ih, gak cocok banget bocil kayak gue ngisi mateli."

"Iye, udah semua, tinggal lo doang. Gak pa-pa sih, kata siapa bocil gak cocok ngisi materi? Nyatanya, di luar sana banyak kok bocil bertalenta yang sampe diundang sana-sini. Mereka bahkan lebih kecil dari lo. Ayo lah, Dya! Gak ada salahnya belajar."

Nadya memang paling kecil di situ, rata-rata sudah menduduki bangku SMA dan perkuliahan. Bahkan, ada beberapa yang sudah berkeluarga. Namun, Nadya tidak berbangga diri, justru ia malu dengan yang sudah berkeluarga. Mereka tetap bersemangat di tengah kesibukannya sebagai Ibu rumah tangga, sementara Nadya yang muda kadang masih terlena dengan dunia.

"Eumm ... oke, deh. Tapi, matelinya tentang apa, ya? Gue bingung banget, belom nyiapin apa-apa."

"Baca-baca buku Sirah Nabawiyah aja, Dek. Minjem aja punya Eyang banyak, tuh. Di situ banyak banget pelajaran yang bisa kita sampaikan lagi ke orang lain."

Sebagai Adik yang menurut, Nadya mengikuti saran dari Izzah. Ia mulai membacanya dari ba'da dzuhur, berhenti sejenak untuk makan dan salat hingga maghrib baru kelar membaca.

"Tapi, gue bingung. Mau ngangkat tema yang mana? Yang ini bagus, ini juga dalem maknanya."

"Cari yang dasar, tapi belum banyak yang tahu."

"Kondisi masyalakat Alab pada masa jahiliah?"

"Boleh, tuh."

Bukan Sekadar Halu vSMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang