Sixty Five [BSHvSMP]

2 0 0
                                    

Bismillah ....

Assalamu'alaikum, annyeong!

Di manapun kamu berada, semoga selalu sehat, ya. Ada salam dari Nadya nih, katanya semoga sukses buat kamu yang masih bertahan dan baca cerita ini 💗.

Happy reading~

🎬🎬🎬

Sebelum acara dimulai, Bashir membacakan ayat suci Al-Quran dan sari tilawah dibaca oleh Nadya agar pernikahan menjadi berkah. Begitu ijab qobul terucap, Nadya meneteskan air mata. Nadya dan Fiza menjemput Izzah di kamar pengantin. Izzah akan menjadi ratu di hari ini dengan pakaian serba putih dan make up yang membuat gadis berusia 20 tahun itu tampak seperti barbie.

"Ciee, udah jadi istli olang sekalang," goda Nadya jutsru membuat Izzah sedih.

"Jangan gitu dong, Dek."

"Ayo, kelual!"

****

Nadya menggantikan pagar ayu satunya, yang entah pergi kemana meninggalkan Fateena sendirian. Ia tidak tega melihat Fateena seorang diri, karena pasangannya kabur-kaburan. Tadinya Nadya yang ditunjuk Ummi untuk menjadi pasangan pager ayu Fateena. Namun, Nadya menolak dengan alasan ingin mondar-mandir secara bebas.

"Tadi dia juga cuman foto-foto doang di sini, Kak. Aku yang ngelayanin tamu-tamu," adu Fateena pada Nadya.

"Iya? Kok gitu, sih? Tapi, sekalang kamu gak sendili, ada aku yang temenin kamu, kok."

"Haii!"

Rombongan Pondok Tahfiz An-Nida sudah tiba, Nadya menyambut baik kehadiran Annadya. Bahkan ia langsung memeluk kembarannya itu. Nadya melepas pelukannya saat merasa sudah cukup.

"Kak Ijjah udah jadi istli olang sekalang," cakap Nadya tertawa kecil.

"Iyaa, nanti kita pasti bakal jarang ketemu, Nad."

"Jangan gitu, dong. Kita 'kan, mau mondok baleng."

"Maksud aku, kumpul bertiga kayak biasa bakal jarang." Nadya mengangguk-angguk paham.

Di depan mereka persis, ada seorang cowok berbaju batik yang duduk di dekat Kakak ipar Izzah tengah memperhatikan Nadya. Annadya yang sadar dengan tatapan itu, membisikkan sesuatu pada kembarannya.

"Yang itu kayaknya cocok sama kamu, Nad. Jangan-jangan jodohmu," bisik Annadya tepat di telinga Nadya. Jarinya menunjuk cowok tersebut tanpa membayangkan bagaimana di posisi Nadya saat ini yang harus menanggung malu dari aksi Annadya.

"Hushh, ngomong jangan sembalangan! Nunjuk-nunjuk olangnya segala lagi. Ono noh, dia jadi lihatin kita!" Nadya menyenggol lengan Annadya yang tertawa karena godaannya berhasil.

Setelah sesi foto-foto bersama keluarga besar Pondok Tahfiz An-Nida, mereka berpamitan pulang. Nadya masih tetap harus menjaga meja tamu bersama Fateena. Cowok berbaju batik hitam putih masih terus memperhatikannya, membuat Nadya risih bingung harus bagaimana.

"Kak, cowok yang itu 'kan, dari tadi lihatin Kak Ana."

Fyi, Ana pasangan pagar ayunya Fateena.

"Owalahh."

Apa-apaan ini? Mungkin cowok itu memperhatikan Nadya karena ia menggantikan posisi Ana. Kakak ipar Izzah, Bulek serta Paklek yang menjadi wali pengganti kedua orang tua Tariq yang telah tiada, berkumpul di depan meja penerima tamu sambil berbisik-bisik tetangga. Mata mereka semua mengarah ke Nadya.

"Cantik ya, Mar? Sampai dilihatin terus. Itu Adeknya Kak Izzah. Kenalan aja kalo mau."

Entah pendengaran Nadya yang rusak atau memang itu benar adanya, yang jelas, Nadya risih dengan situasi seperti ini.

Bukan Sekadar Halu vSMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang