Seventy [BSHvSMP]

5 0 0
                                    

Bismillah ....

Assalamu'alaikum, annyeong!

Sehat selalu, yaa. Jaga semangatnya, jangan sampai putus. Karena kalo udah putus, bakal susah buat ngembaliin lagi.

Happy reading~

🎬🎬🎬

"Nadya, kamu dulu yang deket sama Napeed gak, sih?"

"Nadya dulu deket sama Napeed?"

Uhukkkk.

Nadya tersedak saking kagetnya mendengar pertanyaan Berliana. Ia menelan ludah susah payah. Berliana masih mengingatnya. Namun, kenapa dibicarakan saat bareng-bareng begini? Untungnya hanya ada mereka berempat, tidak satu OSIS.

"I-iyaa, masih inget?"

"Inget lahh, dari awal kita kenal karena kamu gak sengaja nabrak Napeed. Terus kita kenalan pas LDKS," Nadya tersenyum canggung menanggapinya. "Sekarang gimana sama Napeed? Udah jadian? Atau masih prenjon?"

Si imut menaruh gelas yang sedari tadi ia pegang di meja. Ia menatap kopinya tanpa selera. "Udah asing, Li. Dia juga udah ada yang balu."

"Masa? Dia gak pernah cerita kalo ada cewek lain yang dia suka tuh. Kamu cewek terakhir yang Napeed ceritain."

Kepala Nadya terangkat, menatap mata Berliana nanar. Dia tidak mau berharap dan berekspresi tinggi lagi.

"Jangan bohong, Li. Napeed emang balu deket sama temen aku. Mungkin dia belom celita sama kamu. Kalian masih deket, 'kah?"

"Masihh dong, kata siapa kita udah gak deket?"

"Nadyaa ... aku boleh kasih saran, gak?" tanya Malaika meminta izin ikut obrolan mereka.

Tidak ada alasan menolak, Nadya mengangguk mengizinkan.

"Kalo emang Naveed sama yang lain apalagi sama temen kamu sendiri, kamu harus ikhlas, ya? Tenang aja, Nadya. Masih banyak cowok yang lebih baik dari Naveed. Kamu cantik, pinter, pasti bakal dapet yang sesuai. Lagi pula, suka sama seseorang sekedarnya aja. Perjalanan kita masih panjang, jangan sampai fokus belajar kita terbagi hanya karena cowok."

"Bener, Nad. Cowok friendly kayak Naveed gak bisa diharapin. Fokus belajar sambil perbaiki diri dulu. Suka sih boleh aja, tapi ya tadi kata Mala, jangan berlebihan."

Begitu LDKO selesai, mereka mengobrol di bawah. Hanya angkatan atas dan angkatan yang sebentar lagi melepas masa jabatan. Nadya biasa memilih tempat di paling belakang. Tatapannya terus ke bawah, tidak berani melihat ke depan. Ia bahkan tidak kedengaran jelas apa yang sedang diobrolkan.

Sekalinya Nadya mendongak menghadap depan, ia memergoki sepasang mata tengah memperhatikannya dari depan. Mata yang dulu sangat ingin Nadya tatap lama, kini tidak lagi. Nadya kembali menunduk.

"Ngapain sih Hiro lihatin gue? Gak usah sok kenal, deh. Kita gak kenal dan ... kalo gue bisa putar waktu, gue gak mau kenal lo."

Setelah habis topik pembicaraan, mereka berfoto-foto sebagai kenangan. Tiap kali berfoto, Nadya sengaja memilih di belakang atau paling pinggir agar tidak terlalu menonjol. Seperti sekarang, meski harus berjinjit-jinjit agar terlihat, itu lebih baik daripada dia di depan.

Bukan Sekadar Halu vSMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang