Thirty Seven [BSHvSMP]

7 3 0
                                    

Bismillah ...

Assalamu'alaikum, annyeong!!

Jangan lupa bahagiakan diri sendiri, karena kalau membahagiakan orang terus gak akan ada kata habis. Bahagia selalu, ya, Cakep :).

Happy reading~

🎬🎬🎬

"Hahh?!"

Setengah sadar, Nadya bangkit dari tidurnya. Ia terengah-engah seolah habis mengepel seperti di mimpinya.

"Kok gue mimpiin Napeed, sih? Padahal gue gak lagi mikilin tuh olang. Mimpinya aneh banget pulak. Tapi ... kenapa kayak nyata, ya?"

"Gue mungkin bakal benci Napeed sih, kalo sampe dia benelan setega itu ke gue."

Nadya membanting guling yang selama tidur ia peluk ke bawah kasur.

"Apa ini kalena gue kangen Napeed?"

Deru nafasnya menandakan dirinya dilanda kegundahan hati.

"Iya, gue gak bisa bohong lagi sama dili gue sendili. Gue suka Napeed, gue kangen Napeed. Gue kangen Napeed yang suka ngeledekin gue, yang suka ketawa-tawa tiap lihat gue."

Pucuk dicinta harapan pun tiba. Di tengah panasnya terik matahari di luar, Nadya tidak sengaja menemukan video t*ktok tentang ciri-ciri orang yang suka dengan kita. Jari Nadya memencet video tersebut dan menontonnya hingga selesai.

"Kenapa cili-cilinya ada di Napeed? Dia suka ngeledekin gue, suka manggil gue dengan panggilan yang belbeda, suka ketawa-tawa kalo liat gue, dia juga kadang kayak modus gitu ke gue. Apa iya, selama ini Napeed punya lasa sama gue? Atau, gue yang kegeelan?"

****

Belajar hal baru dari nol adalah hal yang tidak mudah. Apalagi, bagi orang yang otaknya lemot seperti Nadya. Sebuah tantangan baru bagi Nadya agar keluar dari zona nyamannya. Beberapa diantaranya, belajar membuat proposal dan laporan. Nadya yang sebelumnya tidak begitu paham apa itu proposal, apa kegunaannya, bagaimana cara membuatnya. Dituntut belajar mengetahui semuanya, bahkan dipraktekkan.

"Ohh, sekalang gue ngelti cala buatnya. Gak tellalu susah, lah. Bikinnya nanti aja, gue mau diskusiin isi-isi ploposalnya dulu. Nanti kalo udah semua, tinggal dimasuk-masukkin aja, deh."

Hati Nadya tidak dapat tenang sebelum proposal dan laporan selesai, ponsel tidak lepas dari genggamannya. Ia bolak-balik membuka grup chat sekbid-nya. Dari kemarin, anggota-anggotanya online di jam tidak menentu. Mereka slow dalam berdiskusi, tidak langsung semua dalam satu waktu.

Nadya kira, waktunya cukup untuk berdiskusi. Ternyata ... sampai di jam-jam terakhir sebelum deadline pun, masih ada yang belum ditentukan isinya. Otaknya yang lemot dan panikan, harus berpikir kritis menentukannya sendiri.

Si imut mengirimkan proposal dan laporan ke grup sekbid begitu semuanya kelar dibuat. Namun, setelah diteliti lagi oleh seorang anggotanya, rupanya masih ada sesuatu yang kurang tepat. Lantas Nadya merevisinya dan mengirimkannya kembali agar dikoreksi lagi. Setelahnya, mereka mengirimkan proposal dan laporan dengan perasaan ketar-ketir lantaran sudah melebihi deadline yang telah ditentukan. Kakak-kakak OSIS mengeluarkan tanduknya. Semua kena semprot, disindir dan dimarahi.

"Lah, masa dibilang 'telat-telat aja, gak usah ngeles tadi ada kesalahan'. Padahal emang asli tadi ada kesalahan, tuh," gerutu Nadya membaca pesan dari Mey.

"Iya tau kita salah kalena telat, tapi kita gak diem aja. Dali kemalin kita juga udah gelak. Gak usah gitu juga kali, olang tadi emang benelan ada kesalahan. Kalo gak tau diem aja, gak usah sok tau."

Bukan Sekadar Halu vSMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang