Sixty Three [BSHvSMP]

3 0 0
                                    

Bismillah ....

Assalamu'alaikum, annyeong!

Terima kasih sudah menjadi orang baik, terima kasih sudah bertahan dan tidak bosan. Semoga ada hal baik yang bisa kamu pelajari dari cerita ini.

Happy reading~

🎬🎬🎬

Acara memperingati Isra' mi'raj akan berlangsung di hari yang cerah ini. Semua pengurus OSIS yang kebagian sekolah tatap muka hari ini ikut turun tangan. Nadya lebih memilih menyendiri di saat yang lainnya asik mengobrol sana-sini. Raganya tergabung bersama mereka, tetapi otak dan hatinya tidak. Mereka asik sendiri, tanpa memedulikan Nadya yang memperhatikan kanan-kiri.

"Nadya!" Soraya menghampiri Nadya.

"Kamu lagi halangan, gak?"

Nadya yang memang saat itu sedang halangan, mengangguk sebagai jawaban. Lalu Soraya pergi setelah mengucapkan terima kasih. Si imut membatin. "Kayaknya tadi gue mau ditawarin buat baca sari tilawah, deh. Tapi, kenapa mesti ditanya lagi halangan atau enggak? Baca terjemahan Al-Qur'an setau gue boleh aja kok meskipun lagi halangan. Padahal gue berharap banget bisa ikut ngisi acara hari ini. Ya udah, lah. Apa boleh buat?"

Begitu Nadya membalikkan badannya, ia mematung beberapa menit melihat kedatangan Malaika. Malaika tampak anggun dengan gamis hitam dan jilbab segitiga panjang berwarna biru tua. Sungguh, Nadya baru tahu Malaika yang akan menjadi MC di acara ini. Pakaian yang Malaika kenakan sangat ingin Nadya pakai juga di setiap acara. Namun, apalah daya Nadya yang hanya sebagai cadangan dan figuran saja.

"Gak, aku gak siap ketemu Mala. Aku takut dia ilfeel karena aku gak sesuai dengan di media sosial. Iya, lebih baik aku menghindar. Aku gak pantas temenan sama Mala, apalagi jadi sahabatnya. Dia terlalu sempurna buat temenan sama aku yang banyak kurangnya."

Malaika yang memperhatikan Nadya dari belakang, mengerutkan kening melihat sikap anehnya. "Itu Nadya, 'kan? Kenapa dia balik badan pas lihat aku mendekat? Dia lagi menghindar dari aku?"

MC yang bertugas hari ini sepertinya sudah lihai dalam membawa acara. Kamal dan Malaika memandu acara dengan sangat baik hingga seluruh rangkaian acara terjalan sukses. Pembaca sari tilawah tadi diisi oleh Soraya yang lebih ahli dibanding Nadya. Mungkin mereka sengaja memilih pengisi acara yang sudah ahli di bidangnya daripada memilih orang baru yang masih belajar. Padahal kalau terus memilih orang lama, bagaimana yang baru bisa se-jago yang ahli?

Saat hendak menggulung karpet, ponsel Nadya dua kali terjatuh karena ia menyimpan ponselnya di kantung baju muslim sekolah. Nadya mendengus tiap ponselnya terjatuh, apalagi di sana sedang banyak orang. Pasti ada yang tidak sengaja melihatnya. Hal tersebut menimbulkan reaksi aneh dari tubuh Nadya, tangannya bergetar pada saat menggulung karpet.

"Nadya!"

Shreya menghampiri Nadya untuk menginfokan sesuatu.

"Tas kamu ada di depan kelas, ya. Soalnya kelasnya mau dikunci."

"Ohh oke, makasih."

Setelah karpet sudah tergulung semua, Nadya lantas mengambil tas. Tas Nadya tidak sendirian di sana, ada tas Kamal juga di sebelahnya. Ingin sekalian memberikan tasnya Kamal, tetapi Nadya membuang cepat-cepat keinginannya itu. Ia tidak mau dipandang aneh oleh teman-teman.

Bukan Sekadar Halu vSMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang