Nineteen [BSHvSMP]

11 2 0
                                    

Bismillah ...

Assalamu'alaikum, annyeong!

Seberat apapun hari ini, ingatlah kamu punya Allah yang akan membantumu dengan cara yang paling elegan.

Happy reading~

🎬🎬🎬🎬

Nadya melangkah mendekati meja Lova dengan buku bacaan di tangannya yang siap dibaca saat literasi nanti.

"Yuk Lop, kita ke lapangan!" ajak Nadya.

Yang diajak bicara menoleh mengangguk, lalu mengambil sebuah novel dari tasnya. Bola mata Nadya berhenti pada novel yang terletak di meja Naveed, yang ia yakini milik cowok berponi itu.

Sejujurnya Nadya sangat ingin meminjam, ia sangat penasaran dengan isinya. Namun, rasa gengsi lebih besar.

"Kenapee? Lo mau baca ini?"

Oh, lihatlah ternyata cowok itu peka!

Naveed mengangkat novelnya seraya menahan tawa. Sungguh, Nadya gelagapan menjawabnya. Bagaimana bisa ia tahu? Jangan-jangan, Naveed memperhatikan gelagat Nadya sedari tadi?

"E-enggak, cuma teltalik aja sama covelnya."

Seperti biasa, mulut Naveed mengembung menahan tawa. "Bilang aja kali, gak usah gengsi!"

"Dih, siapa juga yang gengsi!"

"Elo!"

"Lo kali yang geel!"

Sudah, tidak ada balasan lagi dari Naveed, ia memilih diam daripada terus berdebat 'tak ada ujungnya. Walaupun begitu, mulutnya masih ingin tertawa melihat ekspresi yang menggemaskan dari wajah Nadya.

"Itu lo bawa buku," tunjuk Naveed pada sebuah buku bersampul pink di genggaman Nadya.

"Emang tadi gue bilang gak bawa buku? Enggak, 'kan?" sewot Nadya. Naveed selalu memamcing emosinya, biar sekalian diluapkan ke dia.

Qamar yang ikut menonton, merasa gemas sendiri. "Et dah, berantem mulu Mbah Kun sama Genderuwo monyong!"

"Diem lo!"

Tidak sengaja Nadya dan Naveed berucap berbarengan. Nadya tidak memedulikan hal tersebut. Mau barengan ngomongnya, mau sama-sama jungkir balik pun ia tidak peduli.

"Ciee barengan ngomongnya!"

Se-tidak peduli apapun Nadya, ia tetap luluh dan akan salah tingkah begitu mendengar kata 'Cie.' Sekarang saja ia bingung harus bagaimana. Tangannya berpura-pura membuka buku tulis Lova yang terletak di meja. Beberapa detik kemudian ia sadar, melirik Lova yang sudah memegangi novelnya dari tadi.

"Eh, ayo, Lop! Bialin kita tinggalin aja si Gendeluwo monyong sama Pocong."

Tangan Nadya baru ingin menarik pelan Lova keluar. Namun, langkahnya terhenti mendengar suara Naveed.

"Tunggu, Nad!" Naveed menyodorkan novel miliknya.

Mata Nadya berbinar, dengan antusias mengambil novel tersebut. Akan tetapi, tangannya kalah cepat dengan Naveed yang sudah menarik novelnya kembali.

Nadya memberi tatapan elangnya yang membuat Naveed terkekeh.

"Barter, gue juga mau baca buku lo dong."

"Ini?" Naveed mengangguk.

"Padahal ini bukan novel, bisa ngebosenin juga ceritanya. Tapi, kenapa nih cowok tertarik?"

"Baleng," pinta Nadya.

Keduanya saling menyodorkan buku dan menerima buku yang disodorkan. Nadya langsung membalikkan novel itu dan membaca sinopsisnya. Begitupun dengan Naveed.

Bukan Sekadar Halu vSMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang