Twenty [BSHvSMP]

16 3 1
                                    

Bismillah ...

Assalamu'alaikum, annyeong!

Selamat membaca part dua puluh. Semoga makin suka dan bisa mengedukasi, ya. Lope banyak dari jauh, buat kamu yang baca ini 💗💗💗.

Happy reading~

🎬🎬🎬

Pagi ini Nadya berangkat lebih pagi dari pagi-pagi sebelumnya. Dikarenakan rohis harus membantu OSIS mempersiapkan peralatan. Nadya tidak langsung ke kelas, ia ke musala terlebih dahulu. Melihat ada beberapa teman rohisnya yang berkumpul di depan kelas dekat musala.

Nadya menatap penampilan teman-temannya satu persatu. Rata-rata menggunakan rok hitam. Sementara Nadya memakai rok biru dengan baku muslim sekolah yang dipadukan dengan jilbab segitiga hitam. Lantaran si imut tidak memiliki rok hitam.

"Guys, ayo! Kok malah ngumpul di situ?" panggil Miftah menggeletakkan tas hitamnya di tangga lalu memasuki musala. Disusul anak-anak rohis lain, termasuk Nadya yang ikut masuk ke dalam.

"Bawain sekat-sekat ini ke lapangan buat pembatas antara cowok sama cewek. Nanti ada yang bawain mimbar sama meja-meja juga buat guru," perintahnya yang diangguki seluruh anggota rohis yang sudah hadir.

Nadya membantu bawakan sekat bersama Hifza perlahan menuju lapangan. Saat tiba di lapangan, mereka berdua berhenti melangkah. Dari kejauhan, Nadya melihat kehadiran Hiro seorang diri dengan jaket merah.

"Keren sih, tapi sayangnya nyakitin."

"Nad, ayo!" Nadya menoleh menautkan kedua alis.

"Ke mana?"

"Musala."

Sesudah beres semua, Nadya baru memasuki kelas. Tatapan sinis dari Celina langsung menyerbu Nadya karena dirinya seorang diri di kelas yang memakai jilbab hitam. Nadya membalas dengan lirikan sekilas, walaupun ada rasa takut di lubuk hati.

"Ngapain lo pake jilbab item? Jilbab putih lo hilang?" tanya Warda menertawakan tanpa rasa bersalah.

"Disuluh Kak Miftah."

"Kenapa roknya gak item sekalian, Nad?" Indira ikut bertanya.

Nadya menaruh tasnya sedikit dibanting, menahan emosi yang sangat ingin meluap.

"Gak punya."

"Kenapa gak bilang? 'Kan, bisa aku pinjemin. Banyak noh di rumah.

Malas merespon, Nadya hanya menarik ujung bibir kirinya.

"Mbah Kun!"

"Hmm."

Naveed memasang wajah melas karena balasan Nadya tidak sesuai ekspektasi.

"Mbah Kun, buku lo yang kemarin masa gak ada."

Bola mata Nadya melebar. "HEH, KOK BISA?"

"Gak tau, gue udah cari ke mana-mana, tapi gak nemu."

Nadya memasang wajah datar, memalingkan wajah kesal.

Bukan Sekadar Halu vSMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang