Three [BSHvSMP]

35 7 1
                                    

Bismillah ...

Assalamu'alaikum, annyeong!

Aiyyo, semangat, Cakep! Katanya mau masa depan cerah secerah layar ponsel Ibu.

Happy reading~

🎬🎬🎬

Pagi ini rasanya Nadya ingin membolos saja, ia malas bertemu dengan Kakak kelas ganteng meresahkan. Gara-gara keceplosan bilang Hiro cakep, Nadya diledek habis-habisan oleh Ummi.

"Cakep, sih. Tapi sayang, bikin gue malu diledekin Ummi." Nadya bermonolog sembari melangkahkan kakinya menuju kelas dengan pandangan menatap lantai koridor.

"Siapa?" tanya seseorang yang sudah berada di samping Nadya.

Nadya menoleh dengan wajah menahan amarah. Bibir yang Nadya kerucutkan dan tatapan maut ingin ia berikan pada orang ini. Seenak jidat saja dia main ikut campur urusan orang. Tidak sopan!

"Ap—" Mata Nadya seperti ingin copot mengetahui siapa yang bertanya. "L-lo?!"

"Kenapa, sih? Gak jelas, pagi-pagi ngomong sendiri. Kayak orgil tau, gak?" sindir Naveed yang ternyata adalah dalangnya. Ia kemudian berlalu mendahului Nadya masuk ke dalam ruang kelas 7i.

"Nyebelin banget lo!" gerutu Nadya melanjutkan langkahnya dengan tempo lebih cepat.

Begitu tiba di meja yang kemarin Nadya hinggapi, ternyata ada seorang cewek sudah duduk manis di kursi pojok. Cewek tersebut tersenyum pada Nadya yang masih tidak mengerti.

"Kamu ... gak salah meja?" tanya Nadya hati-hati.

"Enggak, kok. Mulai hari ini dan seterusnya aku bakal duduk sama kamu. Boleh, 'kan?"

"B-boleh sih, tapi—"

Nadya melirik Naveed yang asik mengobrol dengan temannya di meja lain. Kursi yang Naveed duduki juga terdapat tas cowok itu. Berarti ... mereka tukaran tempat duduk?

"Iya, aku tukeran tempat duduk sama Napeed. Tadi dia yang minta, mau duduk sama Qamar katanya. Jadi, aku yang bakal duduk bareng kamu," sahut cewek itu peka terhadap lirikan Nadya.

"O-ohh, gitu. Oke, deh."

Tanpa menunggu apapun lagi, Nadya duduk di sebelahnya. Melepas dan menyimpan tas merahnya di belakang tubuh mungilnya.

"Oh iya, aku Ashafi. Bisa dipanggil Ashapi, atau Afi juga boleh. Asal jangan manggil Shapi aja," ucap Ashafi sembari terkekeh pelan.

Kekehannya menular pada Nadya. "Ha-ha-ha, oke. Aku Nadya."

Beberapa menit setelah perbincangan kecil di antara mereka, Nadya mengedarkan pandangannya. Rupanya banyak yang pindah dan tukaran tempat duduk. Warda menjadi salah satunya, ia pindah dan duduk bersama Indira. Sementara Safiya—teman sebangku Indira sebelumnya kini duduk bersama Lea.

Lea gadis tercantik di kelas 7i, beberapa cowok mengerubunginya untuk meminta nomor telepon atau username Inst*gram-nya. 'Tak terkecuali Naveed yang berbaris paling depan. Nadya memperhatikan Naveed yang tersenyum manis pada cewek bermata sipit di depannya. Sayangnya, ia tidak dapat mendengar jelas obrolan mereka lantaran kondisi kelas yang rusuh. Padahal jarak mereka lumayan dekat, sebab Lea duduk sebaris dengannya.

Naveed berlari kecil ke bangkunya dengan secarik kertas yang ia ayunkan. Betapa senangnya dia mendapat nomor telepon Lea. Nadya yang menyaksikannya menggelengkan kepala. Ia teringat akan cewek yang ada di tempat kejadian saat dirinya tidak sengaja menabrak Naveed.

"Naveed gak mikirin perasaan ceweknya apa? Gak bersyukur amat, lihat ada yang cakepan dikit langsung beralih. Dasar buaya!"

****

Bukan Sekadar Halu vSMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang