Bismillah ...
Assalamu'alaikum, annyeong!!
Eits, dzikir dulu sebelum baca! Mari baca ini. Biar nambah lagi pahalanya.
Subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaha illallah, wallahu akbar, walahaula wala quwwata illa billahil aliyil adzim. Subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaha illallah, wallahu akbar, walahaula wala quwwata illa billahil aliyil adzim. Subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaha illallah, wallahu akbar, walahaula wala quwwata illa billahil aliyil adzim.
Happy reading~
🎬🎬🎬
Nadya terkikik geli mengetahui tulisannya terwujudkan. Nama Naveed tertera tepat setelah namanya. Absen mereka berdekatan seperti dulu. Si imut baru bergabung di grup siswa di saat hampir semua sudah berada dalam grup. Kalau tidak karena Ummi yang menge-chat Bu Bita—wali kelas 9'1. Entah tidak ada yang ingat dirinya, padahal ia kenal dengan beberapa siswa. Termasuk Kamal, ketua OSIS menyebalkan yang sekelas dengan Naveed dari kelas delapan.
"Huh, pada gak inget gue. Halusnya udah pada tau dong, temen-temen sekelasnya siapa aja. Mentang-mentang gue bukan dali kelas 8D, sampe dilupain. 'Kan bisa aja, meleka yang kenal gue chat Bu Bita dan kasih nomel gue bial dimasukkin."
Jari mungil Nadya men-scroll anggota grup. Nadya menemukan beberapa murid dari kelas 7i yang sekelas lagi dengannya. Ada Parida, Eritha, dan Irene yang cewek. Nomor Parida sudah tersimpan di kontak Nadya, sedangkan Eritha dan Irene hanya nomer togel yang Nadya ketahui dari username mereka. Anak cowok juga tidak sedikit, tetapi Nadya tidak terlalu pedulikannya. Namun, sampai di ujung bawah, nama yang ia cari-cari belum ketemu.
"Mana sih, nomelnya Napeed?" berulang kali Nadya men-scroll, tidak ada nama Naveedito. "Ah, gue dulu lupa nge-save nomel yang balunya, sih. Dulu 'kan, waktu dia ganti nomel, gue gak nge-save. Kalena takut dikila naksil kalo nge-save duluan. Lagian, kalo gue save, pasti halus nge-chat dia juga. Eh, nyesel juga sekalang, gak tau nomelnya yang mana. Uselname-nya gak muncul pula."
"Tapi, dia udah pasti pake pp biasnya. Biasnya sekalang siapa, ya? Gue gak tau lagi muka-mukanya. Yang ini bukan, ya?" tebak Nadya pada beberapa nomer yang memiliki foto profil Oppa Korea.
"Ah, gak tauu. Tunggu aja, nanti pasti gue tau yang mana nomel lo, Ped."
Di grup bahasa Indonesia kelas sembilan, Bu Daena—guru bahasa Indonesia di kelas sembilan sering mengadakan kuis pagi yang nantinya akan mendapat bintang keaktifan untuk menambahkan nilai. Selama Nadya tidak malas mencari jawabannya dari g**gle, Nadya mengikuti kuis. Ini kali pertama Nadya menjawab kuis di grup.
B Indo 9
/Reply chat Bu Daena.
Waalaikumussalam, saya Nadya Shakila dari 9'1 izin menjawab.1. B.J. Habibie.
2. Selain dikenal sebagai presiden ketiga, beliau juga terkenal sebagai Bapak Teknologi Indonesia.+62878
Waalaikumussalam, saya Naveedito Sadean dari 9'1 izin menjawab.1. B.J. Habibie.
2. Selain menjadi Presiden ke-3 RI, B.J. Habibie juga sebagai seorang ilmuwan dan Bapak Teknologi Indonesia.Mata Nadya hampir saja copot, jantungnya senam tidak karuan. Susah payah ia menelan ludah agar tidak salah tingkah. Dia kembali, sebagai teman sekelasnya. Bukan sebagai Genderuwo monyong yang rindu dengan Kuntilanak.
"Tapi, kenapa dia ...."
"Heh, ngapain lo copas jawaban gue? Jawabannya sih, emang beda. Tapi, gue yakin lo nyalin punya gue. Kalo enggak, kenapa bisa sama pelsis salam dan kata-kata izin menjawabnya?" Senyum elegan penuh percaya diri terpancar di wajah imut Nadya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sekadar Halu vSMP
Novela JuvenilBukan Sekadar Halu versi SMP Attention ❗ ➷ Mau plagiat cerita saya? SIAP-SIAP TEMUI SAYA DI PENGADILAN AKHIRAT! ➷ No judge! Kalo mau kasih masukan, yang baik ya. Sila ambil baiknya n buang buruknya. ➷ Siders? Gpp, smoga cerita ini bisa mengedukasi k...