Bismillah ...
Assalamu'alaikum, annyeong !
Hayyo, jangan lupa untuk selalu berbuat baik. Meskipun, kita sendiri jarang diperlakukan hal yang sama. Tapi, percaya deh, kebaikan itu bakal kembali ke diri kita sendiri, kok.
And yeah ..., happy reading~
🎬🎬🎬
"Anak-anak, besok kita ada eksperimen, ya! Biar sambil belajar. Nanti pasti dapat poin kok kalau berhasil. In syaa Allah berhasil semua, yaa."
Bu Nasira mulai menjabarkan alat dan bahan yang akan dibawa untuk keperluan eksperimen nanti.
"Siapkan minuman, bisa susu, teh, kopi, atau apapun yang penting bisa dibikin es. Dibawa dari rumah tuh udah diseduh ya, tapi belum dijadiin es. Seduh dulu, terus masukin plastik es. Bawa juga es batu, garam, dan juga tempat untuk mengocok minumannya nanti."
Siswa-siswi mengangguk paham. "Oke, Bu."
"Sama tugas yang tadi Ibu berikan jangan lupa dikerjakan dan dikumpulkan besok juga, ya!"
Selesai jam pertama, guru mata pelajaran jam kedua belum datang. Sementara Bu Jessie memasuki ruangan bersama seorang gadis yang mengikutinya di belakang.
"Haii, perkenalkan saya Lova Namyla Azzura. Panggil aja saya Lova. Pindahan dari Ambon," ujar seorang siswi baru itu memperkenalkan diri. Kulitnya tidak putih, tetapi terlihat cantik natural lewat wajahnya yang teduh.
Karena yang kosong hanya bangku Cakra, mau 'tak mau untuk sementara waktu Lova duduk di sebelah cowok berbadan besar. Meja Cakra langsung dikerubungi siswi-siswi kelas 7i yang ingin berkenalan dengan Lova. Cowoknya hanya beberapa, karena cowok rata-rata akan mengerubungi siswi baru yang good looking. Betul, 'kan?
Nadya tersenyum tipis melihat kehadiran murid baru. Hatinya mengatakan kalau mereka akan menjadi teman akrab. Ingin menghampiri Lova, tetapi masih banyak orang di sana. Ada Celina, Lea, Tisha, Irene, Eritha dan teman-teman lain yang mengerubungi.
Sedangkan Ashafi di sampingnya masih asik membaca novel. Ia tidak berpaling meskipun ada yang lebih menarik dengan apa yang sekarang bersama dengannya.
"Malu ah, kalau samperin sendiri. Nanti ajak Indira sama Warda aja deh," batin Nadya.
Setelah bel istirahat berbunyi, meja Lova mulai sepi. Dengan langkah cepat Nadya menuju meja Indira. Meja Indira dan Lova bersampingan, hanya berjarak beberapa lantai untuk jalan.
"Eh, kalian udah kenalan sama anak balunya?"
Kedua temannya menggeleng. Indira yang sedang merapikan tempat pensil menoleh ke arah meja Lova lalu menatap Nadya. "Kenapa emangnya?"
"Kenalan, yuk! Siapa tau bisa aklab."
"Ya udah, yuk!"
"Hai, Lova! Kenalin, aku Nadya," ucap Nadya memperkenalkan diri lebih dulu sembari mengulurkan tangan saat tiba di meja Lova.
"Ohh iya, aku Lova," sahut Lova membalas uluran tangan Nadya.
Hal yang sama dilakukan oleh Indira dan Warda.
"Lova, beli tempat pensil kayak gini di mana?" tanya seseorang di sebelah Nadya.
Itu Naveed, kini ia melirik Nadya sambil menahan senyumnya. Nadya bergidik heran dengan tatapan yang diberikan.
"Oh, ini. Aku gak tau, Ayah aku yang beliin."
Naveed hanya mengangguk-angguk paham sambil membuka tutup tempat pensil Lova seenaknya. Usai berkenalan tadi, Indira dan Warda menghilang kembali ke meja mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sekadar Halu vSMP
Teen FictionBukan Sekadar Halu versi SMP Attention ❗ ➷ Mau plagiat cerita saya? SIAP-SIAP TEMUI SAYA DI PENGADILAN AKHIRAT! ➷ No judge! Kalo mau kasih masukan, yang baik ya. Sila ambil baiknya n buang buruknya. ➷ Siders? Gpp, smoga cerita ini bisa mengedukasi k...