Fourteen [BSHvSMP]

16 3 1
                                    

Bismillah ...

Assalamu'alaikum, annyeong!!

Aiyyo, semangat! Masih banyak cobaan yang belum kita cobain.

Happy reading~

🎬🎬🎬

Sejak kejadian semalam, Nadya menjauhi Warda dan Indira. Nadya memilih bergabung bersama Ashafi, meskipun ia sering dikacangi karena Ashafi keasyikan bersama Lea dan Safiya.

"Eh, ayo kita ke situ! Nanti gak kebagian main, lho!" ajak Safiya mendekati arena bermain bersama Lea.

Ashafi dan Nadya menyusul belakangan. Nadya ragu mengikuti permainan ini. Ia takut terjatuh saat sedang bergelantung di tali seperti tarzan. Kalau yang ia lewati hanya tanah biasa, mungkin Nadya masih berani. Namun, ini ... nanti Nadya bisa terkena air empang yang amat bau. Baunya saja Nadya tidak suka.

Nadya bersembunyi dibalik Ashafi, mencari perlindungan agar tidak jadi mengikuti. Ini baginya bukan permainan, lebih tepatnya tantangan! Tantangan kehidupan sudah sulit, malah ditambah tantangan seperti ini.

"Mending kalau ada yang nyemangati, cogan gitu. 'Kan lumayan bisa jadi semangat ikutan beginian. Tapi, kalau gue gak ikut, gak ada kenangannya dong," cicit Nadya pelan.

Sewaktu baris, mereka dorong-dorongan tidak ingin duluan. Untuk memecah masalah, mereka melakukan hompimpa. Nadya bisa bernapas lega setelah mendapat urutan ketiga. Safiya dan Ashafi sudah berada di seberang. Kini yang tersisa hanyalah Lea dan Nadya. Keduanya saling lirik-lirikan tanpa kata.

"Nadya masih marah gak, ya, sama gue?"

Nadya mendengus lalu menguatkan hati agar berani. Bu Nasira bersorak, menonton dari belakang. "Ayo, semangat Nadya! Pasti bisa!"

"Gak usah takut, yang penting pegangan yang kuat." Salah satu tentara di situ juga ikut menyemangati.

Tangan Nadya memegangi tali kuat-kuat, kakinya perlahan ia angkat dari pijakan tanah. Nadya memejamkan mata saat dirinya mulai bergelantung dengan air empang di bawahnya. Tali yang Nadya pegangin sempat goyang dumang. Untungnya, Nadya tidak panik dan tetap memegang tali kuat-kuat.

Hap.

Pijakan kaki kiri mendarat sempurna di tanah. Ia berhasil melewati tantangan ini, luar biasa! Mari beri apresiasi!

"Huh, akhilnya," lirih Nadya berlari kecil menghampiri Ashafi yang bertepuk tangan.

"Kan udah dibilang, gak usah takut, Nad," kata Ashafi terkekeh pelan.

Mata mereka bertiga beralih pada Lea yang sedang bergelantungan. Matanya masih terbuka lebar, tetapi ia menggigit bibirnya dan cengkraman pada tali. Tentu hal tersebut bisa Nadya artikan kalau dia ketakutan. Kakinya hampir salah mendarat. "Eh, eh!"

Beruntungnya, tentara yang menjaga dengan sigap menangkap Lea yang hampir terjatuh. Kemudian ia berlari menghampiri teman-temannya.

"Hush, gila! Hampir aja gue tadi mau jatoh."

Safiya dan Ashafi tertawa kecil mendengar keluhan temannya.

"Santai aja kali, gak usah tegang begitu. Untung, gak jadi jatoh tadi," sahut Safiya.

Mereka kini ikut berbaris, mengantre panjang untuk merangkak di atas lumpur. Menjijikkan bagi sebagian orang. Nadya juga sempat merasa jijik, tetapi Nadya juga ingin mencoba hal baru. Si imut merasa, ini salah satu cara supaya masa SMP-nya indah. Kalaupun tidak, ia akan memiliki kenangan yang akan diceritakan kepada anak-anaknya kelak.

Bukan Sekadar Halu vSMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang