PART 9- Kejutan

7.9K 645 75
                                        

"Daia, tolong panggilin Kelvan dong, suruh dia ke bawah untuk makan malam," pinta Indy kepada Daia yang baru saja selesai menyajikan makan malam.

"Siap Bun!"

Daia segera berjalan ke lantai atas, tepatnya ke arah kamar Kelvan yang sejak sore tertutup. Lelaki itu sama sekali tak ingin keluar kamar.

"Laganya kek anak perawan lagi ngambek pake acara ngendog di kamar segala lo Van," gumam Daia setelah ia sampai di depan pintu kamar Kelvan.

Ia mengetuk beberapa kali pintu kamar itu sebagai formalitas, kemudian membuka kenop pintu yang ternyata tak dikunci.

Daia melongo begitu melihat Kelvan yang sedang asik bermain game VR dengan begitu serunya.

DORR!

DORR! DORR!

Daia menghela nafas panjang. Ia kira lelaki itu sedang galau di kamarnya seharian karena terus memikirkan tawaran Vino.

Bahkan Daia berusaha untuk tak mengganggu lelaki itu seharian karena ia tak ingin membuat mood Kelvan bertambah buruk.

Daia segera menghampiri Kelvan dan merebut kacamata VR yang dipakai lelaki itu. Kelvan melotot ke arah Daia karena keseruan telah diganggu.

"Ngapain sih lo?!" tanya Kelvan tak terima.

"Seharian lo main ginian?" tanya Daia.

"Emang kenapa? Daripada gue mainin cewek, mending main ginian Dai!"

Daia menghela nafas panjang. Tak ada gunanya berdebat dengan Kelvan, ia akan selalu kalah jika urusan berdebat dengan Kelvan.

"Bunda nyuruh makan malem, cepet turun ke bawah!" ucap Daia sambil berbalik badan, hendak keluar dari kamar Kelvan.

"Gue nggak mau ke Jerman Dai," ujar Kelvan tiba-tiba yang langsung membuat langkah Daia terhenti.

"Kalo lo nggak mau, lo bisa bilang ke kakek Van," balas Daia tanpa menengok ke belakang.

"Walau gue nolak, kakek nggak bakal denger Dai. Lo nggak tau se-ambisius apa kakek mau jadiin gue penerusnya," ucap Kelvan yang terdengar sudah sangat putus asa.

"Kenapa lo nggak coba-"

"Bisnis bukan passion gue Dai. Lo juga tau kalo gue lebih suka arsitektur daripada bisnis."

Daia tertegun. Ia mengerti, walau Kelvan bersusah payah untuk belajar tentang bisnis dan menekuni dunia itu, ia tak akan senang dan malah tertekan. Ia tahu bahwa jiwa Kelvan bukan pada dunia bisnis.

•°•

Suasana meja makan tidak terlalu canggung, malah semua orang terlihat gembira tanpa ada yang sedikitpun menyinggung soal ucapan Vino kemarin.

"Kelvan, kenapa seharian kamu ada di kamar?" tanya Nevan sambil menyantap makan malamnya.

"Kelvan abis olahraga Yah," jawab Kelvan sambil tersenyum.

"Olahraga? Daia bilang kamu habis main game?" tanya Indy sedikit bingung.

"Daia bilang begitu Bun? Jangan dipercaya Daia mah, agak halu!" jawab Kelvan seraya menunjukkan cengirannya.

Untung saja Daia tidak ikut makan malam di meja makan. Gadis itu sedang pergi keluar, entah ke mana.

"Ya sudah, lanjutkan makannya."

"Siap Bun!"

Setelah selesai makan malam, Kelvan kembali ke kamarnya. Ia sedang mengerjakan tugas yang belum sempat ia selesaikan.

My Manja HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang