Setelah mendengar ucapan Yolanda, Aurel dan Lisa sempat panik selama beberapa saat. Tak lama Yolanda memberi komando untuk membawa Daia ke rumah sakit.
"Kita harus ke rumah sakit sekarang!" ujar Yolanda yang langsung diberi anggukan oleh Aurel dan Lisa.
"Teteh ambil koper yang udah Kelvan siapin dulu!" ucap Lisa sambil berlari ke lantai atas.
"Ayo Teh Yola! Kita bawa Daia ke mobil saya!" ujar Aurel. Ia dan Yolanda segera merangkul Daia dan membawa wanita itu masuk ke dalam mobil Aurel.
"Sakit banget Rel!" ucap Daia sambil mencengkram ujung pakaian milik Aurel.
"Iya Dai tarik nafas, terus buang! Ini kita ke rumah sakit sekarang!"
"Koper udah siap nih! Ayo berangkat!" ucap Lisa seraya masuk ke dalam mobil.
"Ayo gas!" ujar Aurel sambil hendak keluar dari mobil untuk pindah ke kursi pengemudi. Namun hal itu ia urungkan begitu sadar bahwa Daia masih mencengkram ujung dress miliknya.
"Dai lepas dulu, gue mau pindah ke depan!" ucap Aurel. Bukannya melepaskan tangannya dari pakaian Aurel, Daia malah mempererat cengkramannya sambil berteriak.
"HUAHHHHH GUE NGGAK KUAT!"
"Udah Mbak, biar saya aja yang nyetir!" ucap Yolanda pada akhirnya. Wanita itu segera duduk di kursi pengemudi.
"Nggak apa-apa Teh Yolanda nyetir? Teteh juga lagi hamil lho itu!" ucap Aurel.
Namun Yolanda mengangguk yakin. Usia kandungannya masih lima bulan, ia bersikeras untuk menyetir mobil ini dan membawa Daia ke rumah sakit.
"Saya bisa kok!" ucap Yolanda, dan sedetik kemudian, mobil Aurel pun melaju menuju rumah sakit.
"Sakit Teh," rintih Daia kepada Lisa sambil memegangi perutnya yang besar.
"Sabar Dai, bentar lagi kita nyampe kok! Sabar ya, kamu pasti bisa!" ucap Lisa sambil mengusap-usap punggung Daia.
"Kelvan, tolong dong telfon Kelvan!" ujar Daia.
"Oh iya! Astaga gue lupa! Ini gue telfon Kelvannya!" ucap Aurel sambil mengotak-atik layar ponselnya, dan segera menelepon Kelvan.
Setelah Kelvan mengangkat panggilan itu, Aurel segera memberitahu Kelvan bahwa Daia akan segera melahirkan.
"Van! Gawat! Istri lo mau lahiran!" ujar Aurel dengan nada panik.
"Jangan bercanda lo!" balas Kelvan dari seberang sana.
"Anjir lo! Ini gue beneran! Daia mau lahiran Van!" ucap Aurel.
"Lo semenjak pacaran sama Arlan jadi demen bercanda ya Rel? Jan ngadi-ngadi deh! Istri gue lahiran masih sembilan hari lagi! Udah deh gabut banget lo nge-prank gue! Gue tutup ya, gue masih banyak kerjaan!" ucap Kelvan seraya menutup panggilan.
"SIAL! LAKI LO NGAJAK GELUD BANGET DAI! EMOSI BANGET GUE!" kesal Aurel sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Coba telepon lagi Rel!" ucap Yolanda.
"Oke deh!" Aurel segera menelepon Kelvan lagi. Dan tak lama, Kelvan kembali menjawab panggilan.
Aurel segera menyemprot pria itu. "Bangsul lo Van! Pake dimatiin segala! Istri lo mau lahiran ini!"
"Aurel, lo jangan bercanda! Garing tau! Gue--"
"GARING GIGI KAMU KERING VAN! SYALAND KAMU! AUREL NGGAK BERCANDA! AKU MAU LAHIRAN INI! AKHHHHHHH!" potong Daia setelah berhasil merebut ponsel Aurel.
"ASTAGFIRULLAH DAI! SEKARANG KAMU DIMANA? ADUH GIMANA NIH! KAMU MASIH DI RUMAH KAN? AKU JEMPUT DEH!" ucap Kelvan sambil berteriak. Dari nada suaranya, terdengar sekali bahwa pria itu sangat panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
RomanceSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...