Di minggu pagi yang cerah ini tiba-tiba saja kediaman Kelvan dan juga Daia didatangi oleh dua orang pria yang selalu mengganggu ketentraman pasutri yang satu ini.
Ya, siapa lagi kalau bukan si kembar Arlan dan Erlan? Akhir-akhir ini tanpa sadar rumah Kelvan dan Daia sudah menjadi basecamp tempat berkumpulnya Arlan dan Erlan ketika gabut.
Seperti pagi ini, Daia dan Kelvan yang tengah asik menghabiskan waktu berdua terusik oleh hadirnya Arlan dan Erlan yang masuk ke dalam rumah dan menonton televisi di ruang tengah.
"Ngapain lagi kalian ke sini?" tanya Kelvan tak habis pikir. Akibat ulah kedua sahabatnya itu, ia gagal memodusi Daia pagi ini.
"Ya elah Van, terakhir ke sini juga dua hari yang lalu!" ujar Arlan seraya memakan camilan yang berada di atas meja.
"Sorry ganggu Van, Yolanda lagi badmood. Dia mau tidur seharian katanya, dan gue nggak boleh pulang dulu ke rumah!" ucap Erlan yang ikut melahap camilan yang tengah Arlan makan.
"Oke, masih bisa dimaklumi. Orang hamil emang agak sensitif. Tapi lo! Lo kenapa ada di sini Arlan? Aurel nggak lagi hamil kan?" tanya Kelvan sambil menatap sinis ke arah Arlan.
"Gue gabut aja Van di rumah. Mama sama Papa lagi uwu-uwuan gue agak males liatnya," jawab Arlan.
"Aurel? Ke mana pacar lo? Kenapa nggak ke rumah Aurel aja?"
"My queen Aurel lagi jalan sama temen-temennya. Gue nggak mau ganggu!" jawab Arlan sambil terkekeh. Kelvan membuang nafas berat. Huh! Minggu yang menguras cukup banyak energi.
Tiba-tiba saja Daia turun dari lantai atas dengan penampilan yang sudah rapi. Ketiga pria itu mengernyitkan dahi mereka bingung. Tumben sekali Daia mau berdandan.
"Sayang? Kok udah rapi aja? Mau ke mana?" tanya Kelvan bingung.
"Ish Kelvan! Kamu lupa ya?" tanya Daia dengan raut wajah kesal, kemudian duduk di antara Arlan dan juga Erlan.
Kelvan ikut duduk di sebelah Daia setelah sebelumnya mengusir Erlan agar pindah ke sofa yang lain.
"Mau ke mana sih? Aku lupa deh!" ujar Kelvan sambil menggaruk tengkuknya.
"Kan kamu udah janji Van kalo kita mau beli perlengkapan bayi hari ini! Bisa-bisanya kamu lupa!" ujar Daia sambil melipat bibirnya. Sedikit kecewa karena suaminya itu sudah lupa dengan janji yang ia buat semalam.
Kelvan menepuk dahinya sambil mengumpat dalam hati. Ia benar-benar lupa. "Oh iya! Ya udah aku siap-siap lima menit! Tunggu sebentar Dai!"
•°•
Kini mereka sudah berada di mall. Lebih tepatnya di sebuah store yang menjual segala perlengkapan bayi mulai dari pakaian, alat makan, alat mandi, aksesoris, dan lain sebagainya.
Ini memang kali pertama bagi Kelvan dan Daia masuk ke dalam toko seperti ini untuk membeli segala perlengkapan bayi kembar mereka.
Sebenarnya Kelvan sudah mengajak Daia untuk berbelanja perlengkapan bayi ketika usia kandungan Daia enam bulan, namun baru terlaksana hari ini karena mood Daia yang sering berubah.
"Omaygat! Lucu banget Bund yang ini!" ujar Arlan sambil memegang satu set baju bayi berwarna pink.
"Yang itu juga lucu!" sambung Erlan seraya menunjuk satu set baju berwarna biru.
"Kenapa mereka harus ikut sih?" tanya Kelvan kepada Daia dengan tampang muramnya.
Arlan dan Erlan memang memaksa untuk ikut karena mereka sangat sangat penasaran bagaimana rasanya berbelanja perkembangan bayi. Mereka juga sedikit gabut jika harus ditinggal di rumah Kelvan dan Daia.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
RomansaSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...