"Huekk!"
Daia segera masuk ke dalam kamar mandi dan berusaha untuk memuntahkan isi perutnya di wastafel.
Kelvan terus menepuk-nepuk punggung Daia, berniat untuk membantu wanita itu. Namun sama sekali tak ada yang keluar dari dalam mulut Daia.
"Dai, kamu nggak apa-apa?" tanya Kelvan khawatir.
Daia menggeleng sambil berkumur. "Van aku mual banget," ucap Daia sambil menutup mulutnya.
"Sini aku bantu," tawar Kelvan sambil mencoba untuk merangkul tubuh Daia.
Namun tiba-tiba Daia malah menahan tangan Kelvan. "Nggak usah Van, mending kamu sarapan terus berangkat kerja. Ini udah siang nanti kamu telat!" ujar wanita itu.
"Tapi Dai--"
"Parfum kamu bikin aku mual Van, mending kamu sarapan. Aku nggak apa-apa kok!" potong Daia.
"Ya udah aku ganti baju aja deh biar kita bisa sarapan bareng!" ujar Kelvan yang langsung diberi anggukan kecil oleh Daia.
Setelah sarapan, dengan berat hati Kelvan meninggalkan rumah dan berangkat ke kantor. Sebenarnya ia masih khawatir dengan kondisi Daia, namun Daia bersikeras berkata bahwa ia baik-baik saja.
Setelah Kelvan pergi, Daia langsung duduk di atas ranjang miliknya sambil memegangi perutnya yang terasa mual.
Ia melamun, kemudian teringat bahwa ia belum juga datang bulan. Daia menggigit kuku jarinya, tiba-tiba sebuah pemikiran gila muncul di kepalanya.
"Tunggu, apa gue hamil?" tanya Daia dalam hati.
•°•
Daia terus mencari-cari keberadaan barang yang menjadi tujuannya datang ke sini. Kini ia sudah berada di sebuah apotek besar yang berada di tengah kota Bandung.
"Aduh dimana ya?" gumam Daia.
"Ada yang bisa saya bantu, Kak?" tanya seorang apoteker wanita yang tiba-tiba menghampiri Daia.
Daia terdiam, entah mengapa ia sedikit malu dan segan. "Anu, ada itu nggak test, anu--"
"Testpack?" tanya sang apoteker yang langsung diberi anggukan oleh Daia.
"Iya!"
"Oh sebentar Kak, ayo ikut saya!" ujar apoteker tersebut sambil berjalan ke arah tempat dimana kumpulan testpack berada. Daia hanya mengekor mengikuti langkah sang apoteker.
"Ini Kak, mau yang merek apa? Kita punya banyak pilihan, tapi yang sering dipakai banyak orang sih yang ini!" ujar apoteker tadi sambil menunjukkan berbagai merek testpack.
"Yang itu aja deh Kak!" ucap Daia sambil menunjuk ke salah satu testpack.
"Oke Kak, langsung ke kasir aja, mari!"
Setelah sampai di rumah, Daia segera masuk ke dalam kamar mandi. Ia akan mencoba testpack-nya sekarang juga.
Setelah menaruh urinnya di sebuah gelas plastik, Daia segera mencelupkan testpack miliknya ke dalam sana.
Sambil menunggu, tak henti-hentinya Daia menarik nafas panjang. Rasanya sudah seperti akan ujian nasional saja. Cukup menegangkan memang.
Ding Dong!
Daia terperanjat kaget begitu mendengar suara bel pintu yang berbunyi. Dengan cepat ia segera keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju pintu rumah.
![](https://img.wattpad.com/cover/267708307-288-k532976.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
RomanceSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...