"Biar Bunda aja Dai yang masak. Kamu istirahat aja, badan kamu masih nggak enak kan?" tanya Indy yang langsung dibalas gelengan kepala oleh Daia.
"Badan Daia udah enakan kok Bun. Mualnya juga udah ilang, Daia mau masak sama Bunda!" jawab Daia sambil terkekeh.
"Ini sayurnya biar Daia yang potong-potong ya Bun!" ucap Daia seraya mulai memotong sayuran.
Indy hanya mengangguk kecil sambil tersenyum. Menantunya yang satu ini memang bisa diandalkan.
"Oh iya Kelvan belum bangun, Dai?" tanya Indy di sela-sela kegiatan memasak.
"Tadi sih lagi mandi Bun! Ayah gimana? Ayah udah bangun?" tanya Indy.
"Udah dong! Pagi istriku, pagi Daia!" Tiba-tiba saja Nevan muncul dari pintu dapur seraya menyapa istri dan menantunya.
"Pagi A!"
"Pagi Ayah!"
"Wah vibes-nya jadi seperti ketika Daia sama Kelvan masih tinggal di rumah kita ya, Sayang! Waktu itu kalian berdua sering masak bersama seperti sekarang!" ujar Nevan. Indy dan Daia hanya saling pandang sambil terkekeh kecil.
Kini semuanya duduk di meja makan untuk sarapan. Ketika Daia tengah menyajikan makanan di piring, Kelvan turun dari tangga sambil memijat tengkuknya.
Indy yang melihat itu langsung bertanya. "Kenapa kamu Kelvan?"
Kelvan duduk di salah satu kursi tepatnya di sebelah Daia. "Nggak apa-apa Bun, leher Kelvan agak pegel aja! Tadi malem Kelvan--"
"Ayo Bun, Ayah, Kelvan kita makan!" Dengan cepat Daia segera memotong ucapan Kelvan.
Sebenarnya tadi malam Daia sedikit kesal dengan pria itu sehingga ia mengusir Kelvan dari ranjangnya. Dan pada akhirnya Kelvan tidur semalaman di sofa yang ada di dalam kamar.
"Kelvan, Daia, sekarang gimana? Kalian mau menyewa asisten rumah tangga baru?" tanya Nevan.
Daia langsung memegang lengan Kelvan sambil menggeleng. Mendengar kata ART saja membuat Daia trauma, ia tak ingin lagi kejadian kemarin terulang.
"Gimana Dai? Van?" Kini Indy yang bertanya.
"Bunda, kayaknya nggak usah deh. Daia bisa kok ngurus rumah ini sendiri!" ucap Daia dengan yakin.
"Nggak! Nggak bisa, aku nggak mau kamu capek Dai!" tolak Kelvan. Ia memang tak ingin membuat Daia bekerja terlalu keras di kondisi wanita itu yang tengah mengandung.
"Tapi Van--"
"Bener apa kata Kelvan, Dai. Kamu tidak boleh capek-capek. Sekarang kamu lagi mengandung lho, bukan cuma satu, tapi anak kembar! Ayah tidak mau kalau kamu bekerja terlalu keras, nanti malah membahayakan cucu-cucu Ayah!" ucap Nevan.
"Soal ART, gimana kalau Lisa Bunda pindahin ke sini? Kalian kan udah kenal Lisa. Daia juga pernah kerja bareng sama Lisa bertahun-tahun. Kalian percaya kan sama Lisa?" tanya Indy.
Kelvan balik menggenggam tangan Daia, mencoba untuk meyakinkan wanita itu. "Nggak apa-apa kan?" tanya Kelvan.
Daia mengangguk kecil. Jika Lisa orangnya, Daia tak perlu khawatir. Ia sudah tahu bagaimana sifat Lisa begitupun sebaliknya. Mereka juga berteman baik.
•°•
"Masih ada waktu nih, aku ke rumah Erlan ya? Kayaknya dia sama Yolanda juga belom berangkat kerja!" ujar Kelvan kepada Daia.
Daia mengangguk. "Aku ikut!"
Kini Kelvan dan Daia sudah berdiri di depan pintu rumah Erlan. Daia mengetuk pintu beberapa kali hingga akhirnya Yolanda datang dan membukakan pintu untuk mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/267708307-288-k532976.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
RomanceSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...