Erlan berjalan menghampiri istrinya yang tengah berdiri sembari mengaduk masakannya. Wanita itu memang baru memasak sarapan ketika jam di dinding sudah menunjukkan pukul sembilan pagi sebab ia dan suaminya bangun kesiangan.
Pria itu segera memeluk Yolanda dari belakang, membuat wanita itu sedikit terkejut.
"Mas Erlan!" ujarnya yang merasa sedikit terkejut.
Erlan tertawa kecil, kemudian menyandarkan dagunya di pundak Yolanda. "Hari ini masak apa?" tanya Erlan.
"Sayur sup, sama ayam goreng. Nggak apa-apa?"
"Ya nggak apa-apa dong! Pasti enak banget nih masakan istri aku!" ucap Erlan kemudian mengecup pipi Yolanda singkat.
"Ish Mas! Nanti kalau Arlan liat gimana?" tanya Yolanda sambil mencoba untuk melepaskan pelukan Erlan di pinggangnya.
"Arlan udah pulang kok, dia cuma mau minjem sepatu aku!" jawab Erlan seraya mengeratkan pelukannya.
"Sayang," panggil Erlan tiba-tiba.
Yolanda menoleh sebentar ke arah suaminya. "Kenapa?"
"Gerimis nih, lanjutin yuk!" ajak Erlan dengan wajah tak berdosanya yang langsung membuat Yolanda mengalihkan pandangannya dari Erlan.
Ia memasang wajah datar yang tak bisa ia sembunyikan. Entahlah, ia sedang tidak mood hari ini. Apa lagi setelah mendengar percakapan ambigu antara Erlan, Arlan dan juga Daia di bawah pohon mangga.
"Mending kamu mandi Mas, aku lagi masak nih," ucap Yolanda berusaha untuk melembutkan nada suaranya agar Erlan tak tersinggung.
"Ya udah aku mandi dulu deh, abis itu kita makan bareng ya!" ujar Erlan sambil mengusap-usap rambut Yolanda, kemudian pergi meninggalkan dapur.
Yolanda menatap punggung suaminya yang mulai menjauh dengan tatapan resah. Ia sama sekali tak ingin memikirkan apa yang ia dengar pagi ini di halaman belakang, namun itu mustahil. Kini ia overthingking.
•°•
Kini Daia tengah duduk di atas sofa seraya melahap mangga potong yang baru saja dipetik oleh Erlan dengan ekspresi wajah cemberut. Pagi ini mood-nya tidak baik karena gerimis. Entahlah, kini mood Daia bisa berubah sesuai dengan perubahan cuaca, hormon ibu hamil memang berbeda.
"Kelvan lagi apa ya?" tanyanya dengan mulut yang tak henti mengunyah.
Tiba-tiba saja ponselnya berdering, dengan cepat Daia segera mengangkat panggilan video yang ternyata berasal dari suaminya.
"Kelvannn!" panggil Daia dengan excited.
"Waalaikumssalam," balas Kelvan yang langsung membuat Daia terkekeh kecil.
"Assalamualaikum!" ucap Daia memberi salam, yang langsung dibalas salam pula oleh Kelvan.
"Kelvan kamu kok bisa video call aku? Kamu bolos ya?" tanya Daia dengan nada menyelidik.
Kelvan memberi isyarat kepada Daia dengan menutup mulutnya dengan dari telunjuk. "Ssttt, ini aku video call kamu diem-diem!" ujar Kelvan dari seberang sana membuat Daia segera menganggukkan kepalanya, mengerti dengan apa yang Kelvan ucapkan.
"Kangen!" ucap Daia tanpa mengedepankan gengsinya. Jarang sekali ia mengaku jika ia merindukan suaminya, biasanya Kelvan lah yang mengakui hal itu lebih dulu.
Kelvan tertawa kecil. "Aku emang ngangenin banget sih Dai, kamu yang kuat ya di sana! Nanti aku pulang sore!"
Mendengar itu Daia malah menangis dengan bibir yang dilipat, membuat Kelvan panik seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
RomanceSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...