"Sebenernya gue ke sini pengen nyampein suatu hal yang penting ke kalian. Tapi lo malah salah paham Van!" ucap Erlan.
"Nggak usah cari al--"
"Gue mau nikah!" potong Erlan dengan cepat yang langsung membuat mulut Kelvan tertutup rapat.
Berbeda dengan Kelvan yang mematung di tempatnya, Daia sudah membuka mulutnya dengan lebar dengan bola mata yang membulat sempurna.
Sedangkan Arlan, pria itu segera menghampiri saudara kembarnya dan meminta penjelasan. Ya, Arlan pun belum mengetahui soal rencana menikah yang Erlan bilang barusan.
"Woi Erlan Jan ngadi-ngadi lo ya! Bercanda aja lo! Kalo lo mau Kelvan nggak salah paham, cari alesan yang lebih makes sense dong! Nikah palalo! Lo kan jomblo pea!" kesal Arlan seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Gue serius, gue emang mau nikah!" ujar Erlan.
"Jadi ini serius, Lan?" tanya Daia yang masih terlihat syok. Namun setelah ia melihat raut wajah serius Erlan, Daia percaya bahwa pria itu tidak sedang main-main.
"Lo semua kaget kan?" tanya Erlan, kemudian terkekeh kecil.
Ia segera merogoh saku celananya, kemudian mengambil benda berbentuk persegi panjang miliknya. Setelah beberapa detik, pria itu segera menunjukkan sebuah foto selfie dimana terdapat dirinya dan seorang wanita di dalamnya.
"Dia Yolanda, reporter yang selama dua bulan ini deket sama gue. Gue ketemu sama dia di kafe depan RS pas jam istirahat."
"Awalnya kita emang nggak sengaja papasan, terus ngobrol bareng. Hal yang nggak disangka-sangka, ternyata kita nyambung, dan Yolanda orang yang baik. Setelah pertemuan itu, makin banyak pertemuan-pertemuan yang kita berdua janjiin, sampe akhirnya deket."
"Kita emang nggak ngelaluin masa pacaran, tapi tadi malem gue ngelamar dia. Dan kabar baiknya, dia terima lamaran gue," sambung Erlan dengan wajah meronanya sambil tersenyum kecil penuh arti. Pria itu benar-benar sedang dimabuk cinta.
"Lo udah yakin Lan? Kalian berdua kan belom lama kenal. Dua bulan itu waktu yang cukup singkat lho Lan! Bukannya terlalu cepet ya?" tanya Arlan tak mengerti.
"Bagi gue dua bulan itu udah sangat cukup buat gue bener-bener mengenal Yolanda. Setelah gue putus cinta beberapa waktu yang lalu, Yolanda bisa nyembuhin itu Lan," jawab Erlan sambil tersenyum tipis.
"Gue jadi pengen ketemu Yolanda. Dia orangnya gimana sih sampe bikin cowok kayak lo bener-bener jatuh cinta sama dia. To be honest gue seneng banget Lan, akhirnya lo bisa ketemu sama cewek yang tepat! OMG nggak nyangka banget lo ngelamar anak orang!" ucap Daia dengan raut wajah terharu sambil menggandeng tangan Kelvan.
"Soon gue bakal kenalin Yolanda ke kalian, sekalian gue mau ajak dia ke rumah gue buat ketemu sama orang tua gue. Soal pernikahan ini, masih jadi rencana sih. Kita bakal temuin dulu dua keluarga dan ngobrol deh, gue minta doa aja dari kalian semoga semuanya lancar!" ujar Erlan yang langsung diberi anggukan oleh Daia dan Arlan.
"So Van, lo percaya kan kalo gue sama sekali udah nggak ada rasa sama Daia? Kita sahabatan, gue, Daia, Arlan, sama lo! Lagian amit-amit juga kalo gue jadi pembinor! Cemburuan sih lo Van!" cibir Erlan yang langsung membuat Kelvan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Sorry ya Lan, emang cemburuan banget sih gue. Ya namanya juga suami sayang istri, nggak bisa gue ngeliat Daia deket sama cowok lain!" ujar Kelvan.
"Tapi selamat ya, Lan. Gue yakin lo udah pikiran baik-baik tentang rencana pernikahan lo sama Yolanda. Gue emang nggak kenal siapa dia, tapi gue percaya dia orang yang baik. Gue, Daia, sama Arlan bakal selalu dukung dan doain lo sampe hari H!" sambungnya seraya menepuk-nepuk punggung Erlan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
RomanceSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...