PART 21- Marah

7.7K 606 167
                                        

Kelvan, Daia, dan Erlan hanya diam di dalam mobil milik Kelvan. Ketiganya merasa sangat canggung setelah apa yang terjadi beberapa menit yang lalu.

"Anu, sorry gue nggak sengaja denger," ucap Erlan memecah keheningan.

Ia memang tak sengaja mendengar percakapan Kelvan dan Daia tadi. Pasalnya ia menghampiri dua sahabatnya itu untuk ikut pulang bersama.

Tak mendengar Kelvan bersuara, akhirnya Daia angkat bicara. "Nggak apa-apa kok Lan. Lo nggak salah kok, lagi pula cepat atau lambat lo sama Arlan juga bakal tau tentang hal ini," ucap Daia.

"Jadi serius? Lo sama Kelvan bukan suami-istri beneran?" tanya Erlan memastikan.

Daia mengangguk kecil. "Iya Lan, bisa dibilang begitu. Walau pun status gue sama Kelvan emang suami-istri, tapi kita bukan pasangan beneran. Ceritanya cukup panjang sih," jawab Daia sambil meremas ujung pakaian yang ia kenakan.

Daia melirik sekilas ke arah Kelvan yang duduk di sebelahnya. Daia bingung, kenapa sedari tadi Kelvan hanya diam?

Tiba-tiba saja pintu mobil terbuka, Arlan masuk dengan santainya sambil mengunyah cireng yang ia beli beberapa menit yang lalu.

"Wah kok suasananya begini amat? Kek lagi ujian lo pada!" ujar Arlan bingung.

Tak mendengar respon apa pun dari ketiga sahabatnya, Arlan menjadi semakin yakin bahwa sesuatu yang tidak beres sedang terjadi.

"Ada apa woy? Kok pada diem aja?" tanya Arlan yang semakin bingung.

Daia segera bersuara. "Arlan, sebenernya gue sama Kelvan..."

•°•

Setelah menceritakan semuanya kepada Arlan dan Erlan, dua pasutri itu langsung pulang ke rumah mereka. Keduanya semakin dibuat pusing oleh rencana bulan madu yang Kelly dan Vino buat.

Bahkan kini mereka sedang berhadapan dengan Indy dan Nevan di ruang tengah untuk membicarakan perihal rencana bulan madu ini.

"Bagaimana? Kalian mau kan?" tanya Indy sambil menatap Kelvan dan Daia secara bergantian.

"Bunda, bukannya Daia nggak mau, tapi--"

"Oke Bun, kita bakal ke Bali nanti," potong Kelvan dengan cepat. Daia segera menatap Kelvan dengan tatapan bertanya.

Mengapa Kelvan main membuat keputusan tanpa mendiskusikannya dulu dengan Daia? Ada apa dengan lelaki itu?

"Van kok ko asal nge-iyain rencana bulan madu itu sih?!" tanya Daia meminta penjelasan setelah keduanya sudah berada di dalam kamar.

"Emangnya kenapa sih Dai? Anggap aja kita mau liburan!" jawab Kelvan yang tengah asik bermain ponsel.

"Tapi kan-- huh!" Daia tak melanjutkan ucapannya. Sebenarnya benar apa kata Kelvan. Mereka bisa menganggap bahwa bulan madu ini adalah liburan.

Tapi ya tetap saja Daia merasa tak enak. Ia tak ingin bersenang-senang di Bali dan membohongi keluarga besar Kelvan. Mereka dengan suka cita mensponsori bulan madu pernikahan yang bahkan palsu ini. Daia jadi merasa bersalah akan hal itu.

"Atau jangan-jangan lo mikir yang aneh-aneh ya Dai? Imajinasi lo tentang bulan madu pasti tentang anu-anu ya Dai? Lo pikir kita bakal---hmpphh!" Daia segera membekap mulut berdosa Kelvan sebelum lelaki itu semakin menjadi-jadi.

My Manja HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang