Pagi ini Kelvan mengantar Daia dan Michel ke rumah Indy dikarenakan Indy sendiri yang meminta Daia untuk menemaninya selama Nevan memiliki urusan di luar kota.
Kelvan menyerahkan Daia kepada Indy sebelum ia berangkat bekerja. "Bunda, Kelvan titip Daia ya. Jangan biarin dia kerja ini itu ya Bun, kalo dia ngeyel iket aja pake tali rafia!" pesan Kelvan kepada bundanya.
Daia mengerucutkan bibirnya, menatap Kelvan dengan tatapan kesal. Bisa-bisanya ia menyuruh Indy untuk mengikatnya dengan tali rafia. Sungguh suami jahanam.
"Iya tenang saja, Kelvan. Bunda nggak bakal biarin istri kamu yang sedang hamil ini terlalu banyak bekerja!" ucap Indy sambil merangkul Daia.
"Oke sip. Kelvan bakal pulang sore Bun!"
"Oke. Ya sudah sana berangkat, nanti kamu telat!" ujar Indy yang langsung diberi anggukan oleh Kelvan.
Kelvan segera menyalami Indy, kemudian menghampiri Daia dan mengecup kening wanita itu. Tak lupa, Kelvan juga berjongkok, kemudian mengusap-usap perut Daia.
"Hot Daddy berangkat dulu ya, kamu harus baik-baik sama mommy, jangan bikin dia kesusahan, okay?" ujar Kelvan kepada jabang bayi yang Daia kandung.
Daia sempat tercekat begitu mendengar ucapan Kelvan barusan. Apa katanya tadi? Hot Daddy? Mommy? Daia tak pernah berpikir sekalipun bahwa kelak anaknya akan memanggil ia dan Kelvan dengan sebutan Mommy dan Daddy.
"Bocah prik," cibir Daia dalam hati setelah Kelvan keluar dari rumah.
•°•
"Sepi ya Bun?" tanya Daia ketika ia menghampiri Indy yang tengah menyiram tanaman di halaman rumah.
Indy yang melihat menantunya datang segera menghampiri Daia dan menyuruhnya untuk duduk di bangku taman yang ada di halaman ini.
"Iya Dai sepi sekali. Beginilah Bunda kalau ayahnya Kelvan bekerja. Untung saja ada Lisa, kami sering menggibah bersama, jadi Bunda tidak terlalu gabut," jawab Indy sambil terkekeh kecil.
"Iya juga ya Bun, Kelvan kan anak satu-satunya di keluarga ini. Pasti jadi sepi banget setelah Kelvan pindah dari sini."
"Betul Daia!"
"Anu Bun maaf, kenapa Bunda nggak bikin anak lagi? Maksudnya biar Bunda nggak terlalu kesepian?" tanya Daia dengan hati-hati.
"Seperti yang kamu tahu Daia, Kelvan sangat manja sejak kecil. Kamu satu-satunya anak yang nggak bikin dia cemburu kalau Bunda sayang-sayang."
"Waktu itu Bunda sama ayahnya Kelvan pernah nanya ke Kelvan tentang rencana adik baru buat Kelvan. Kamu tahu apa yang Kelvan bilang?" tanya Indy yang langsung membuat Daia penasaran.
"Apa tuh Bun???"
"Kelvan bilang gini. Nggak mau Bun! Kelvan nggak mau punya adek! Daia kan adek Kelvan, udah cukup Bun! Dia bilang begitu Dai!" jawab Indy sambil tertawa kecil.
Daia tersenyum kecil. Tiba-tiba saja momen yang sempat ia lupakan itu kembali terekam di kepalanya. Ia ingat jika Kelvan pernah mengatakan hal itu.
"Dulu kalian sangat menggemaskan. Kemana-mana selalu bergandengan tangan. Bahkan Arlan sama Erlan tidak dibolehkan sedikitpun untuk menyentuh kamu! Bunda baru sadar kalau ternyata Kelvan bucin sejak dini!" ujar Indy sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
RomanceSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...