PART 64- PLAK!!!

3.2K 406 303
                                    

"Bu Daia mana?" tanya Kelvan sambil duduk di meja makan.

Mayang yang mendengar itu langsung menjawab. "Tadi saya liat bu Daia lagi ke rumah sebelah," jawab gadis itu seraya menyendokkan nasi ke dalam piring Kelvan.

"Ke sana lagi? Udah beberapa hari ini kita nggak sarapan bareng," ucap Kelvan dengan raut wajah cemberut, seraya menyantap sarapannya.

"Mungkin emang lagi ada urusan kali Pak," ujar Mayang.

Mayang ikut duduk di meja makan bersama dengan Kelvan. Memang beberapa hari ini ia ikut makan bersama Kelvan dan juga Daia di meja makan, Daia yang menyarankan hal ini.

"Eh Pak, di bibir Bapak ada nasi," ucap Mayang di sela-sela kegiatan sarapannya.

Kelvan langsung menyentuh bibirnya, mencoba untuk mencari keberadaan nasi yang sudah mengurangi estetika di bibirnya.

"Bukan di situ, Pak! Sini saya ambilin!" Mayang segera menyingkirkan sebutir nasi itu dari bibir majikannya.

"Makasih, Mayang!" ucap Kelvan.

Mayang tersenyum kecil. Ia memang sangat senang bisa sarapan berdua saja dengan Kelvan. Ia merasa seperti menjadi istri Kelvan sekarang.

Bahkan sebelum berangkat, Mayang memakaikan dasi dan jas di tubuh Kelvan. Ia juga mengantar pria itu sampai keluar rumah.

Ia tak berhenti tersenyum seraya memandang mobil Kelvan yang mulai menjauh.

"Mayang!" Mayang menoleh, menatap seseorang yang memanggil namanya.

Daia berjalan dengan hati-hati, menaiki anak tangga di teras rumah seraya memegangi perutnya yang semakin berat saja.

"Pak Kelvan udah berangkat?" tanya Daia yang langsung diberi anggukan oleh Mayang.

"Iya Bu! Pak Kelvan baru aja berangkat!" Daia membuang nafas berat. Pagi sekali Kelvan berangkat ke kantor, padahal ia bahkan belum melihat suaminya pagi ini.

•°•

Siang ini Daia hanya duduk di sofa dalam kamarnya seraya melamun sambil mengusap-usap punggung Michel yang tertidur pulas di pangkuannya. Sebenarnya hari ini ia merasa tak enak badan dan sedikit mual.

Tiba-tiba pikirannya melayang, mengingat hubungannya dengan Kelvan yang akhir-akhir ini bisa dibilang sedikit buruk.

Mereka menjadi sering bertengkar hanya karena masalah kecil. Tak sedikit pula kesalahpahaman yang lagi-lagi membuat keduanya berdebat.

Namun untung saja semuanya tidak menjadi panjang dan berlarut-larut. Walau Kelvan sering kali cemburu dan mencurigai hubungan Daia dan Erlan, tapi semuanya bisa diatasi dan selesai dengan cepat.

Tiba-tiba saja terdengar suara nada dering ponsel miliknya. Daia segera mengangkat panggilan itu.

"Assalamualaikum, Erlan? Ada apa, Lan?" tanya Daia kepada sang penelepon yang ternyata adalah Erlan, sahabatnya.

"Waalaikumssalam Dai! Yolanda udah berangkat nih!" jawab Erlan dengan excited.

"Serius? Bisa mulai sekarang dong?" tanya Daia.

"Iya! Enaknya di mana ya Dai? Balkon kamar atau di dalem kamar?"

"Dua-duanya lebih kane Lan! Pertama di balkon, terus pindah ke kamar!" Daia tertawa terbahak-bahak mendengar ucapannya sendiri.

Di seberang sana, Erlan ikut tertawa kencang ketika mendengar apa yang Daia ucapkan.

Tanpa Daia tahu, Mayang tengah menutup mulutnya dengan kedua tangannya dari balik pintu kamar Daia yang yang sedikit terbuka.

My Manja HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang