Sore ini Daia sudah berdandan cantik tak seperti biasanya, membuat Mayang tak bisa menahan diri untuk bertanya.
"Bu Daia mau ke mana? Tumben sore-sore begini dandan?" tanya Mayang heran.
Daia tersenyum kecil. "Ada deh! Kalau bapak pulang, bilang saya lagi keluar bentar! Kamu nanti jagain rumah ya! Saya pergi sebentar doang kok!" ujar Daia yang langsung diberi anggukan oleh Mayang.
"Siap Bu!"
Tiba-tiba saja terdengar suara klakson mobil, membuat Daia tersenyum senang sambil berjalan keluar dari rumah, sedangkan Mayang mengikuti Daia dari belakang.
"Udah siap, Bumil?" tanya seorang pria dari dalam mobil.
"Siap pak Dokter!" jawab Daia sambil terkekeh, kemudian berjalan menuju pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Tak lama, pria itu segera melajukan mobilnya ke tempat yang tidak diketahui semua orang kecuali mereka berdua.
Mayang membelalakan matanya, dengan mulut yang terbuka lebar. "Itu Bu Daia pergi berdua sama pak Erlan? Mau ke mana mereka? Oh atau jangan-jangan?" Mayang tersenyum licik, kemudian menutup pintu rumah.
•°•
Satu jam kemudian, Kelvan pulang dengan raut wajah yang tak biasa. Mayang segera menyambut pria itu dan membawakan tas kerja milik Kelvan.
"Bapak keliatannya capek, ada masalah di kantor ya Pak?" tanya Mayang seraya menaruh cangkir kopi di atas meja.
Kelvan mengusap wajahnya gusar. "Biasalah, masalah kerjaan! Ada-ada aja klien emang!" jawab Kelvan, kemudian menyesap kopi hangatnya.
"Oh iya, Daia mana? Sepi banget nih rumah?" tanya Kelvan bingung. Biasanya ketika ia pulang, Daia langsung menghampirinya dan meminta buah tangan.
"Anu Pak," ucap Mayang tertahan.
"Anu apa?" tanya Kelvan tak mengerti.
"Anu, tadi saya liat bu Daia pergi ke luar sama pak Erlan!" jawab Mayang sambil menunduk.
"Paling mereka ke minimarket! Daia emang banyak maunya sekarang! Jadi mungkin dia minta Erlan buat nganterin dia! Yolanda juga ikut kan?" tanya Kelvan lagi.
"Enggak Pak, saya liat pak Erlan baru pulang kerja, dan langsung jemput bu Daia. Mereka cuma berangkat berdua!" jawab Mayang.
Tiba-tiba saja wajah Kelvan berubah dingin. Apa ini? Daia pergi berdua saja dengan Erlan tanpa memberitahunya?
Ia segera mengecek ponselnya dan benar saja, tidak ada satu pun notifikasi pesan atau panggilan tak terjawab dari istrinya.
Kelvan membuang nafas kasar, kemudian bersandar di sofa. Entahlah, ia tak bisa tenang setelah mengetahui hal ini. Lagi-lagi soal Erlan dan Daia, Kelvan ingin sekali percaya kepada keduanya, namun ternyata sesulit itu.
Tiba-tiba saja ia merasakan sebuah sentuhan tangan di kedua pundaknya. Kelvan mendongkak, dilihatnya Mayang yang tengah memijat pundaknya sambil tersenyum tipis.
Kelvan memejamkan matanya, menikmati pijatan itu yang setidaknya membuat tubuhnya merasa lelah sedikit terobati. Walau hatinya terasa sangat kacau sore ini.
•°•
Tepat pukul enam sore, Daia turun dari mobil Erlan, kemudian berjalan masuk ke dalam rumah seraya menenteng sebuah bungkusan di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
RomanceSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...