"Dai, gue suka sama lo!" ucap Kelvan sambil menatap yakin ke arah manik mata Daia.
Daia mematung di tempatnya. Ia tak bisa mendengar apapun kecuali detak jantungnya yang berdegup kencang. Daia yakin bahkan Kelvan bisa mendengar suara detak jantungnya.
"Lucu ya Dai? Padahal dulu gue pernah bilang kalau gue nggak mungkin suka sama lo. But gue salah dan gue kalah, lo bener-bener bikin gue gila, bikin gue nggak bisa berhenti buat mikirin lo!" ujar Kelvan sambil terkekeh.
"Yah tapi emang gini kenyataannya Dai. Gue suka sama lo! Enggak, gue jatuh cinta sama lo! Cowok manja ini jatuh cinta sama lo, Dai!" sambung Kelvan.
"Gue tau ini mendadak banget ya Dai, gue juga belum tau gimana perasaan lo ke gue. Tapi gue nggak kuat buat ngungkapin perasaan gue sekarang juga. Jadi lo nggak usah terbebani sama apa yang gue bilang barusan. Gue bakal nunggu lo!" ucap Kelvan dengan senyum manisnya seraya mengusap-usap kepala Daia.
"Udah malem. Lo tidur gih! Gue juga udah ngantuk banget nih!" ucap Kelvan sambil berbalik badan. Ia menepuk-nepuk pelan pipinya yang memanas.
"Mantap! Gue ngungkapin perasaan gue ke Daia!" batin Kelvan sambil berbunga-bunga.
Sedangkan di lain sisi, Daia terus mematung. Pipinya sudah sangat memerah layaknya kepiting rebus.
"Kelvan juga suka sama gue?" tanya Daia dalam hati sambil menahan senyumnya.
•°•
Pagi ini suasana apartemen begitu canggung. Tak ada keributan lagi di sini. Hanya tersisa suara Michel yang terus mengeong sambil bermain dengan mainannya.
Daia sudah bangun pagi-pagi sekali untuk membuatkan sarapan spesial untuk Kelvan, suaminya yang mencintainya.
"Kelvan suka sama gue?" tanya Daia.
"Gila! Gila! Hahaha!" Daia tak pernah berhenti tersenyum pagi ini.
"Tapi status kita masih gantung kan? Dia nggak nembak gue, gue juga belum bilang apa-apa ke dia?"
"Pokoknya gue janji kalau Kelvan nembak gue, gue bakal langsung terima!"
Daia berhenti bergumam begitu Kelvan menghampirinya dan duduk di meja makan.
Kelvan melahap sarapannya dengan tenang, lelaki itu hanya fokus kepada sarapan dan ponselnya.
"Gimana Van? Enak nggak?" tanya Daia yang tak nyaman dengan keheningan ini.
"Enak kok Dai!" jawab Kelvan seadanya, kemudian kembali fokus dengan kegiatannya.
Entah mengapa Daia menjadi jengkel, dan mood-nya menjadi turun oleh sikap Kelvan. Bahkan lelaki itu tidak mengungkit apa yang ia bicarakan tadi malam.
Ketika di kampus, Kelvan juga bersikap seperti biasanya, seakan apa yang terjadi tadi malam tidak pernah terjadi.
Daia diam di bangkunya sambil fokus dengan tugasnya. Di sebelahnya, Kelvan juga sedang melakukan hal yang sama.
Tiba-tiba saja ruang studio yang hening berubah menjadi berisik ketika seseorang masuk dan menghampiri Kelvan.
"Kelvan! Long time no see!" sapa seorang wanita cantik dengan penampilan serba pink yang terus tersenyum ke arah Kelvan.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
RomanceSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...