PART 41- Keputusan

4.7K 575 229
                                    

"Aku mau udahan, Van!" jawab Daia sambil tersenyum tipis yang malah membuat Kelvan memudarkan senyumannya.

"Udahan?" tanya Kelvan dengan raut wajah bingung.

"Maksud kamu apa Dai?" sambungnya yang kini mulai khawatir. Ucapan Daia barusan benar-benar sangat ambigu.

"Eh enggak. Aku udahan dulu makan martabaknya. Kamu mandi sana, aku bakal nyiapin makan malem!" jawab Daia sambil terkekeh.

"Kamu serius?" tanya Kelvan lagi.

Daia segera mengangguk sambil mendorong pelan tubuh Kelvan agar segera berjalan ke kamar untuk mandi.

"Iya! Udah sana mandi!" ucap Daia yang langsung dituruti oleh Kelvan.

Wanita itu menghela nafas panjang sambil menatap punggung Kelvan yang mulai menjauh.

"Kayaknya nggak sekarang."

•°•

Setelah selesai makan malam, sepasang pasutri itu langsung duduk di sofa sambil menonton acara kesukaan Kelvan, ya betul Upin & Ipin.

"Lucu banget ya Dai!" ujar Kelvan sambil mencomot satu potong martabak dan melahapnya.

"Upin sama Ipin? Iya sih lucu botak mana ada dua!" ucap Daia.

"Aku nanti kalau punya anak maunya kembar kayak Upin sama Ipin!" celetuk Kelvan yang langsung membuat Daia tertawa.

"Serius kamu mau punya anak kembar?" tanya Daia tak percaya.

Kelvan mengangguk cepat. "Iya! Kayaknya seru punya dua anak sekaligus! Gemes banget punya anak kembar apalagi sepasang cewek sama cowok!" jawab Kelvan dengan excited.

"Seru gigi kamu! Hamilnya nggak seru Van, apalagi ngelahirinnya!"

"Kan bakal ada aku yang selalu dampingin kamu. Kalau kamu sama anak kita yang ada di perut kamu butuh sesuatu pasti aku kabulin! Aku kan pernah bilang kalau aku mau jadi hot daddy yang siap siaga!" ucap Kelvan dengan bangga sambil menyibak rambutnya.

Daia hanya bisa tersenyum tipis melihat suaminya yang begitu excited ketika membahas soal keinginannya untuk memiliki anak.

Setelah selesai menonton televisi dan melakukan kegiatan rutin sebelum tidur, mereka berdua langsung berbaring di atas ranjang dengan Daia yang berada di dekapan Kelvan.

"Besok kamu mau kerja?" tanya Kelvan sambil mengusap-usap rambut Daia.

Daia mengangguk kecil. "Iya!"

"Emangnya kamu udah nggak apa-apa?"

"Seperti yang kamu liat aku baik-baik aja!" jawab Daia sambil tersenyum lebar.

"Ya udah tidur gih! Besok kita harus berangkat pagi ke kantor!" ujar Kelvan yang langsung diberi anggukan oleh Daia.

•°•

Paginya Daia bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan. Jika biasanya ia tak memiliki waktu untuk memasak sarapan karena harus cepat-cepat pergi ke kantor, kini ia bangun pagi-pagi sekali agar bisa membuat sarapan.

Entahlah, ia ingin saja memasak sarapan untuk Kelvan. Akhir-akhir ini pria itu jarang sekali makan makanan berat ketika sarapan di kafe.

My Manja HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang