Kelvan yang sudah selesai memotong mangga untuk istrinya segera berjalan ke halaman belakang rumahnya. Dahinya mengernyit heran begitu melihat hanya Daia yang ada di sana.
"Arlan, Erlan, sama Yolanda ke mana Dai?" tanya Kelvan seraya menaruh piring berisi potongan mangga itu di atas meja.
Bukannya menjawab, Daia malah membuang nafas kasar, kemudian mengacak-acak rambutnya frustasi. Melihat itu, Kelvan malah semakin dibuat bingung dan penasaran.
"Ada apa sih Dai?" tanya pria itu.
"Van gawat!" jawab Daia dengan nada gelisah.
"Kenapa Dai? Perut kamu sakit? Mau ke rumah sakit? Ayo sini aku gendong!" ucap Kelvan yang langsung mendapat cubitan dari Daia di lengannya.
"Aku nggak sakit, Van!" ujar Daia yang kini terlihat sangat kesal.
"Lha terus kenapa?"
"Mulut sahabat kamu lemes banget sih Van?!" kesal Daia yang kini sedang membicarakan Arlan.
"Siapa?" tanya Kelvan bingung.
"Arlan!" jawab Daia agak ngegas.
"Lha, dia kan juga sahabat kamu Dai!"
"Bukan itu poin pentingnya Van! Tadi mulut Arlan bener-bener udah nggak bisa ketolong lagi!" ujar Daia dengan ekspresi wajah kesal campur gelisah.
"Emang dia ngomong apa sampe kamu kesel gini? Oh tunggu, jangan-jangan tadi dia bahas soal kamu yang kecebur got pas pulang sekolah? Atau soal kamu yang malak anak kelas sebelah pas kita SD?" tanya Kelvan menerka-nerka yang malah membuat Daia semakin kesal saja.
"Ih kamu mah Van! Kenapa jadi bongkar aib aku?!" tanya Daia tak terima.
"Oh jadi bukan ya? Terus apa dong? Arlan ngomong apa?"
"Dia ngomongin soal Erlan yang pernah suka sama aku!" jawab Daia dengan lemas, kemudian memijat keningnya yang terasa penat.
"It's okay kalo dia ngomong di depan kita bertiga, maksud aku ke kamu, Erlan atau aku. Tapi Van, Arlan ngomongin hal ini di depan teh Yola, istrinya Erlan. Aku bener-bener nggak abis pikir kenapa Arlan bisa ngelakuin hal ini!" sambungnya yang terlihat sangat frustasi.
Mendengar penjelasan dari Daia, kini raut wajah Kelvan berubah serius. Ia memang agak sensitif jika membicarakan soal kisah cinta Erlan yang gagal bersama Daia dulu.
"Setelah Erlan nyeletuk begitu, suasana yang tadinya rame banget jadi awkward banget Van. Teh Yola tiba-tiba pamit pulang ke rumah dengan alasan mau masak, padahal aku tau kalo dia udah masak! Abis teh Yola pergi, semuanya ikut bubar!" ucap Daia.
"Aku takut Van, aku takut kalau teh Yola bakal salah paham dan hubungan aku sama dia jadi nggak enak nantinya!" sambung Daia sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Kelvan segera mendekap tubuh Daia di pelukannya, kemudian mengusap-usap rambut wanita itu untuk menenangkannya.
"Nanti kita bicarain baik-baik sama Yolanda ya Dai. Nanti kita ke rumah Erlan buat ngelurusin kesalahpahaman ini," ujar pria itu yang langsung diberi anggukan oleh Daia.
"Ya udah mangganya dimakan dong!" ucap Kelvan sambil menyodorkan piring berisi potongan mangga itu kepada Daia.
"Udah nggak nafsu Van, kamu aja yang makan!" ucap Daia, membuat Kelvan menghela nafas panjang.
"Terus gunanya gue manjat tadi apaan dah?" batin pria itu.
•°•
"Dulu Erlan suka sama Daia! Bertahun-tahun cuma naksirin Daia!"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
RomanceSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...