Kediaman rumah Ananda mendadak ramai begitu Vino dan Kelly, alias nenek dan kakeknya Kelvan kembali ke Indonesia setelah beberapa tahun berada di Jerman dan membangun sebuah bisnis di sana.
"Bagaimana kabar kamu, Nevan?" tanya Vino kepada putra tunggalnya sambil menyeruput kopi hangat yang Daia buatkan sebelumnya.
"Seperti yang Papa lihat, Nevan baik-baik saja. Papa dan Mama bagaimana?" ucap Nevan balik bertanya.
"Papa dan Mama kamu juga baik-baik saja," jawab Vino.
"Ma, Pa, ini dimakan camilannya. Indy dan Daia coba-coba membuat kue ini tadi malam! Semoga Mama suka," ucap Indy yang tiba-tiba datang seraya membawa dua toples kue di tangannya.
Kelly segera mengambil satu buah kue dan melahapnya. Tak lama ia segera mengacungkan jempolnya kepada Indy.
"Sangat enak, Indy! Kamu makin pandai memasak saja!" puji Kelly.
"Sebenarnya Daia yang membuatnya. Indy hanya membantu sedikit Ma," ucap Indy sambil terkekeh.
"Ngomong-ngomong kenapa Mama sama Papa pulang? Apa ada masalah di Jerman?" tanya Nevan tiba-tiba.
"Tidak, Nevan. Bisnis kami berjalan lancar. Hanya saja beberapa hari lagi cucu kesayangan Papa akan berulang tahun. Papa harus ada di sini untuk merayakan momen spesial itu," jawab Vino sambil tersenyum tipis.
Nevan dan Indy ikut tersenyum begitu mengetahui bahwa banyak sekali orang yang menyayangi putra mereka.
"Oh iya, di mana cucu Mama? Apa Kelvan sedang tidak ada di rumah?" tanya Kelly sambil maniknya menyapu seluruh ruangan mencoba untuk mencari keberadaan Kelvan.
"Sepertinya Kelvan sedang ada di kamarnya, Ma. Tadi Indy lihat dia sedang tertidur. Coba biar Indy panggilkan," ucap Indy sambil bangkit berdiri. Namun tak lama, Daia yang sedang lewat segera menghentikan Indy.
"Biar Daia aja Bun yang panggilin Kelvan. Tadi Daia liat Kelvan baru bangun tidur," tawar Daia yang langsung mendapatkan senyuman dari Indy.
"Ya sudah, tolong suruh Kelvan ke bawah ya Daia. Bilang kalau nenek dan kakeknya datang ke rumah ini!" ucap Indy yang langsung diberi anggukan oleh Daia.
"Gadis itu sudah besar rupanya. Parasnya juga sangat cantik seperti ibunya," ucap Kelly memuji Daia.
Daia mengetuk pelan pintu kamar Kelvan, kemudian masuk ke dalamnya begitu tahu bahwa kamar Kelvan tidak dikunci.
Ia menatap Kelvan yang sedang berbaring di atas ranjang sambil menguap lebar. Lelaki itu sungguh malas, padahal tadi ia sudah bangun. Namun ia masih saja betah berbaring di atas ranjang.
"Kelvan, bangun yuk," ajak Daia sambil mengguncang-guncang tubuh Kelvan.
"Diem Dai, gue ngantuk," tolak Kelvan sambil menepis tangan Daia.
Tak ingin mendengar perkataan lelaki itu, Daia langsung menepuk-nepuk pipi Kelvan membuatnya langsung terbangun dengan mata melotot.
"Dai lo apa-apaan sih? Gue abis skincare-an dan dengan enaknya lo nyentuh pipi gue dengan tangan kotor lo yang abis lo pake buat nyuci sempak?!" kesal Kelvan tak terima.
Daia berdecih sambil memutar bola matanya begitu mendengar ucapan Kelvan yang hampir membuatnya mual.
"Oma sama kakek lo dateng tuh! Mereka kangen banget sama lo! Gih samperin!" ucap Daia yang lagi-lagi membuat Kelvan melotot.
"Kenapa lo nggak bilang daritadi?! Gue belom dikasih THR sama mereka!" ucap Kelvan seraya bangkit berdiri dan berlari keluar kamar.
Daia menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian menghela nafas panjang. Ia segera melirik telapak tangannya yang Kelvan bilang kotor.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
RomansaSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...