PART 40- Udahan?

5.1K 545 180
                                    

Daia menutup mulutnya begitu tiba-tiba ia merasa mual. Kini semua mata tertuju padanya, begitu juga Kelvan.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya Kelvan dengan raut wajah khawatir.

Bukannya menjawab, Daia malah bangkit berdiri dan berlari menuju toilet. Ia harus memuntahkan isi perutnya sekarang juga!

Melihat hal itu, semua orang yang berada di maja makan saling pandang. Seakan memiliki hubungan batin yang kuat, mereka semua kompak tersenyum bahagia.

"Kok pada senyum?" tanya Kelvan, satu-satunya orang yang tidak konek dengan isyarata keluarganya.

"Istri kamu mual-mual tuh!" ujar Nevan yang semakin membuat Kelvan bingung.

"Iya Yah! Kita harus bawa Daia ke rumah sakit! Kayaknya dia masuk angin! Tapi kenapa kalian malah senyum? Tega banget sama menantu sendiri!" ucap Kelvan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bukan begitu Kelvan! Maksud kami, mungkin saja Daia sedang mengandung?" ucap Vino yang langsung membuat Kelvan mematung seketika.

Ia menoleh ke arah toilet sambil perlahan mengukir senyuman. Mengandung? Daia mengandung anaknya? Apa hal itu benar-benar sedang terjadi?

Dengan cepat Kelvan segera berlari menuju toilet dan menghampiri istrinya di sana.

"Dai, kamu nggak apa-apa?" tanya Kelvan khawatir, namun sedikit excited mengetahui kemungkinan bahwa Daia sedang mengandung anaknya.

"Van perut aku sakit banget!" jawab Daia sambil meremas perutnya.

"Dai kayaknya kamu hamil!" ucap Kelvan yang langsung membuat Daia menatap pria itu dengan tatapan tak percaya. Sedetik kemudian, tubuh Daia mendadak lemas dan akhirnya ia jatuh pingsan.

•°•

Daia membuka matanya dengan perlahan, kemudian menatap ke arah sekelilingnya. Tercium aroma obat yang cukup menyengat, Daia yakin bahwa kini ia tengah berada di rumah sakit.

"Daia lo udah sadar?" Daia menoleh ke arah sumber suara. Ada Erlan yang tengah menatapnya dengan tatapan khawatir.

Ya, Erlan lah yang kini tengah merawat Daia. Setelah Daia pingsan, Kelvan segera menghubungi Erlan dan membawanya ke rumah sakit dengan segera.

"Istri gue udah sadar Lan?" tanya Kelvan yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan.

Tanpa menunggu jawaban dari Erlan, Kelvan segera memeluk istrinya dengan raut wajah bersalah.

"Maaf Dai!" ujar Kelvan.

"Maaf kenapa?" tanya Daia bingung.

"Aku yang udah bikin kamu pingsan," jawab Kelvan sambil mengusap wajahnya gusar. Ia benar-benar sangat menyesal.

Erlan yang mengerti dengan tatapan bingung Daia segera menjawab kebingungan itu.

"Lo keracunan susu Dai. Lebih tepatnya susu yang udah kadaluarsa. Sebenernya itu nggak terlalu serius, efek sampingnya bisa aja sakit perut atau mual gitu. Bahkan sampe bolak-balik ke WC. Tapi karena kondisi lo yang emang lagi nggak bagus, lo sampe pingsan gini deh. Kayaknya lo emang kecapekan Dai!" ujar Erlan.

"Ya udah, kalo gitu gue keluar dulu ya! Ada pasien lain yang harus gue periksa!" pamit Erlan sambil berjalan keluar ruangan.

"Maafin aku Dai. Aku emang salah, kayaknya aku salah ngambil gelas susu tadi pagi. Kayaknya kamu minum gelas punya Arlan!" ujar Kelvan sambil menggenggam tangan Daia.

My Manja HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang