PART 30- Dejavu

6.1K 618 309
                                    

"VAN GUE JUGA SUKA SAMA LO! ENGGAK, GUE SAYANG SAMA LO! POKOKNYA GUE CINTA SAMA LO! GUE MAU JADI ISTRI NYATA LO!" ujar Daia sedikit ngegas sambil memejamkan matanya.

Beberapa detik setelah mengatakan kalimat itu, Daia membuka matanya karena tak mendengar respon apapun dari Kelvan.

Ia segera mendongakkan kepalanya menatap wajah Kelvan yang hanya terdiam. Entah mengapa Daia sedikit menyesal setelah mengatakan kalimat itu, apa setelah mendengarnya Kelvan menjadi ilfeel karena Daia terlihat sangat ngebet ingin menjadi istri nyata Kelvan?

Dengan hati yang lapang, Daia melonggarkan pelukannya di tubuh Kelvan, namun belum sempat ia melepaskan pelukannya, Kelvan malah kembali menarik tubuh Daia dan memeluk gadis itu dengan sangat erat.

"Dai! Gue denger apa yang lo bilang tadi lho! Pokoknya lo nggak boleh narik ucapan lo barusan!" ucap Kelvan yang terdengar seperti perintah.

Mendengar itu Daia hanya tertawa bahagia. Sepertinya malam ini ia tak akan pernah berhenti untuk tersenyum.

"Gue nggak percaya banget kalo lo juga sayang sama gue, Dai!" ucap Kelvan seraya mengusap-usap rambut Daia.

"Sejak kapan lo mulai suka sama gue?" sambung Kelvan bertanya kepada Daia.

Daia diam sebentar seperti sedang berpikir. "Eumm, kapan ya?" tanya Daia kepada dirinya sendiri. Sebenarnya ia juga tak tahu sejak kapan ia mulai dibuat jatuh cinta oleh lelaki manja ini.

"Gue nggak tau soal itu, tapi yang harus lo tau, kayaknya gue deh yang lebih dulu suka sama lo!" ujar Kelvan yang lagi-lagi membuat Daia tersipu.

Tak ingin wajahnya semakin merah, juga demi mengamankan jantungnya yang terus berdegup kencang, dengan perlahan Daia melepaskan pelukannya di tubuh Kelvan.

"Udah, katanya lo mau pipis? Pipis dulu sana, gue keluar ya!" ucap Daia sambil berjalan menuju pintu kamar mandi.

Namun tiba-tiba saja Daia berhenti begitu Kelvan menahan tangannya. Daia menoleh, menatap bingung ke arah Kelvan.

"Lo nggak jadi kenalan sama burung gue, Dai?" tanya Kelvan sambil tersenyum konyol.

•°•

Paginya, semua berjalan seperti biasa. Daia tengah memasak sarapan pagi untuk ia dan suaminya. Yah, sekarang Kelvan resmi menjadi suaminya.

Daia terperanjat kaget begitu Kelvan datang dan memeluk tubuh Daia dari belakang sambil bersandar di bahu Daia.

"Dingin Dai," ujar Kelvan setengah berbisik. Ya, suhu di kota Bandung pagi ini cukup dingin karena gerimis yang turun sejak subuh.

Untung saja hari ini mereka libur kuliah, jadi mereka tak perlu keluar dan menghadang dinginnya suhu di Bandung pagi ini.

Daia mengusap-usap punggung tangan Kelvan yang melingkari pinggangnya. Ia terkekeh kecil begitu sadar bahwa sekarang mereka terlihat seperti sepasang pengantin baru.

"Masak apa, hm?" tanya Kelvan dengan posisi yang masih sama.

"Nasi goreng. Nggak apa-apa ya? Pagi ini gue males banget deh nggak tau kenapa, bawaan dapet kali ya?"

"Iya nggak apa-apa, Dai. Nasi goreng buatan lo kan lebih enak dari nasi goreng chef Juna, fix banget gue bakal makan banyak!" ucap Kelvan dengan excited, kemudian duduk di meja makan.

Tak lama Daia segera menyajikan nasi goreng untuknya dan juga Kelvan. Mereka makan bersama sambil terus bercengkrama.

Tiba-tiba saja Daia teringat sesuatu, tak ingin penasaran lebih lama, ia segera bertanya kepada Kelvan.

My Manja HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang