PART 66- Maaf

3.4K 386 188
                                    

Kelvan terus berdiri di depan pintu kamar mandi, sudah hampir 20 menit istrinya berada di dalam sana. Kelvan menjadi khawatir, bagaimana jika terjadi sesuatu di dalam sana?

"Dai--"

Kelvan tak melanjutkan ucapannya begitu melihat pintu kamar mandi yang terbuka. Daia keluar dari sana dengan mata sembabnya. Kelvan yakin, Daia habis menangis di dalam sana.

"Daia," panggil Kelvan, namun Daia sama sekali tak menoleh atau pun menjawab panggilan itu. Wanita itu melanjutkan langkahnya menuju ranjang.

Ia benar-benar sangat lelah hari ini, di tambah ia memang sudah tak enak badan sedari pagi. Perutnya pun sangat mual membuat Daia mencoba untuk memuntahkan isi perutnya di dalam kamar mandi, namun ia tak bisa memuntahkan apa-apa.

Tubuhnya sudah sangat lemas sehingga Daia berpikir untuk berbaring di atas ranjangnya dan beristirahat.

Ia naik ke atas ranjang dan berbaring di sana. Ia berbaring membelakangi Kelvan yang tengah berdiri di sebelah ranjang.

"Daia maafin aku," ujar Kelvan yang merasa sangat bersalah kepada istrinya.

"Van aku nggak mau ngomong dulu sama kamu," ucap Daia tanpa merubah posisinya. Ia masih tetap berbaring membelakangi Kelvan.

"Tapi aku pikir aku harus minta maaf Dai, aku tau aku salah. Apa yang aku bilang ke kamu tadi itu salah banget Dai, aku--"

"Kalo kamu tau itu salah kenapa kamu bilang gitu ke aku Van?!" tanya Daia yang kini sudah merubah posisinya menjadi duduk.

Ia menatap Kelvan dengan raut wajah kesal sambil menahan tangisnya. "Kenapa kamu tega banget sih Van?"

Daia tertawa kecil. "Kamu bilang mereka bukan anak kamu?" tanyanya seraya memegangi perut buncitnya.

"Nggak abis pikir aku Van!" Daia menunduk, seraya menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dan menangis sesenggukan.

"Bisa-bisanya kamu bilang kalau mereka itu bukan anak kamu, shit! Ayah macam apa kamu Van?!"

Kelvan berdiri di hadapan Daia dengan tubuh gemetar seraya menahan air matanya agar tak keluar. Mendengar ucapan Daia membuatnya sangat marah, marah pada dirinya sendiri.

"Segitu nggak percayanya kamu sama aku Van, hampir seumur hidup aku, dari aku lahir sampe sekarang, kita selalu sama-sama lho Van, dan kamu masih nggak percaya sama aku?" Daia memukul-mukul dadanya yang terasa sesak sambil terus menangis.

"Emang bener ya Van, seharusnya aku nggak pernah terima tawaran kamu waktu itu. Harusnya kita nggak pernah nikah. Jadi hari ini aku nggak bakal pernah ngedenger kata-kata kamu yang bener-bener bikin aku sakit hati Van, harusnya aku nggak denger semua itu!" ucap Daia dengan tangis yang semakin kencang.

Kelvan segera memeluk tubuh Daia, mencoba untuk menenangkan wanita itu. Daia menangis sejadi-jadinya si dekapan Kelvan sedangkan Kelvan mengusap-usap rambut wanita itu sambil ikut menangis dalam diam.

•°•

Malam ini rumah terasa sepi, Daia tertidur setelah cukup lama menangis di dekapan Kelvan. Sedangkan pria itu tengah duduk di meja kerjanya, menyelesaikan pekerjaannya hari ini yang ia bawa pulang.

Kelvan menghentikan aktivitasnya, kemudian menatap istrinya yang tertidur dengan tenang. Tangisan wanita itu terus-menerus terdengar di telinga Kelvan. Membuat Kelvan semakin merasa bersalah kepada istrinya.

Sungguh, baru kali ini Kelvan melihat Daia menangis seperti ini. Bukan tangisan manja yang selalu Daia lakukan ketika keinginannya tak terpenuhi, namun tangis kecewa yang sangat membuat wanita itu terluka.

My Manja HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang