PART 13- Tolong

7.4K 635 124
                                        

"Kenapa kalian nggak bilang ke gue kalau kalian mau nikah? Enggak, sejak kapan lo suka sama Kelvan?" tanya Erlan dengan rahangnya yang mengeras.

Bingung. Kini Daia sungguh merasa bingung, ia tak tahu bagaimana ia harus menjawab pertanyaan Erlan.

Yah, nasi sudah menjadi bubur. Daia dan Kelvan sudah yakin akan menjalani pernikahan palsu ini demi keuntungan mereka berdua.

Mereka berdua sudah terlanjur berbohong, Daia tak bisa berkata jujur di hadapan Erlan. Sepertinya kebohongan ini akan terus berlanjut.

"Gue sama Kelvan udah saling suka sejak lama Lan," jawab Daia pada akhirnya.

"Sorry kita nggak bilang ke lo sama Arlan karena kita berdua juga bingung gimana caranya buat bilang ke kalian."

"Walau pun Kelvan manja, nyebelin, bikin emosi, sama rada stres, gue tetep suka dan sayang sama dia Lan. Cinta emang buta, tapi ya emang ini kenyataannya," sambung Daia dengan begitu lancarnya.

"Gila! Apa yang baru aja gue bilang? Cinta buta? Iyuh demi sempak Mimi Peri baru kali ini gue jijik sama omongan gue sendiri!" batin Daia sambil merutuki ucapannya barusan.

Erlan hanya diam tak merespon. Daia menjadi canggung dibuatnya. Sepertinya Erlan tidak mempercayai kata-katanya. Ya siapa juga orang yang akan percaya dengan kalimat bodoh yang Daia ucapkan tadi?

"Lan, lo nggak percaya ya?" tanya Daia sambil menoel pelan lengan Erlan.

"Selamat ya. Gue nggak nyangka kalo lo se-sayang itu sama Kelvan, Dai," ucap Erlan dengan tiba-tiba sambil tersenyum kecil padanya.

Daia ikut tersenyum, untung saja lelaki satu ini mau percaya padanya. Erlan benar-benar sahabat sejati!

"Makasih Erlan!" ujar Daia sambil memeluk tubuh atletis milik Erlan.

Erlan sempat mematung sebentar, namun tak lama kemudian ia pun membalas pelukan gadis itu.

•°•

Dua minggu telah berlalu, tidak banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini di kehidupan Kelvan dan Daia. Keduanya sibuk menyicil tugas akhir mereka.

"Dai, gue pengen pulang," ucap Kelvan sambil menarik-narik lengan baju Daia.

Sore ini mereka masih berada di kampus untuk menyelesaikan makalah untuk tugas akhir mereka.

Daia segera menepis tangan itu dan memberi tatapan tajam kepada lelaki itu. "Jangan ngadi-ngadi lo! Gue belom nyelesain makalah konsep tema TA! Emangnya lo udah?" tanya Daia dengan nada kesal.

Kelvan segera menunjuk ke arah laptopnya dengan bangga. Ia memang sudah menyelesaikan makalah itu dengan sangat cepat. Daia hanya menganga lebar dengan tatapan tak percaya.

Yah, tidak usah diragukan lagi. Kelvan memang serius berkuliah di jurusan ini. Ia mempelajari semua hal tentang arsitektur dengan begitu cepat, Daia yakin kelak lelaki manja itu akan menjadi arsitektur profesional.

"Nggak usah mangap gitu, kerjain besok aja sih. Gue pengen pulang terus makan seblak buatan lo!" ucap Kelvan yang lagi-lagi membuat Daia berdesis.

"Deadline-nya besok Van! Gue nggak mau dikritik dosen penguji lagi!" ujar Daia dengan raut wajah frustasi.

"Emang masih banyak?" tanya Kelvan yang sepertinya sudah malas menunggu.

Daia mengangguk singkat, kemudian menghela nafas panjang.

"Sini gue bantuin," tawar Kelvan tiba-tiba.

Mata Daia langsung berbinar setelah mendengar tawaran tersebut. Ia segera mencubit pelan kedua pipi Kelvan dengan gemas.

My Manja HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang