"AAAAAAAAA!" Teriakan keras itu langsung membuat Kelvan yang tengah bersiap untuk berangkat ke kantor langsung berlari ke arah sumber suara, lebih tepatnya ke arah kamar mandi dimana terdapat Daia di dalamnya.
BRAK!
Kelvan membuka pintu kamar mandi yang tak terkunci dengan cukup keras. Matanya langsung melotot begitu melihat Daia yang sudah terkapar di lantai toilet sambil menangis.
Melihat itu, Kelvan segera menghampiri Daia. "Dai, kamu nggak apa-apa?" tanya pria itu yang terlihat sedang menahan tangisnya. Melihat istrinya yang tengah hamil jatuh tentu membuat Kelvan khawatir.
"Sakit," lirih Daia sambil terus menangis.
Dengan sigap Kelvan segera menggendong tubuh Daia yang hanya terbalut handuk putih dan membawanya ke atas ranjang.
"Kita ke rumah sakit ya?" tawar Kelvan yang langsung diberi gelengan kepala oleh Daia.
Wanita terus menangis, membuat Kelvan semakin merasa khawatir saja. Kini yang ia pikirkan adalah jabang bayinya, bagaimana jika calon anaknya kenapa-kenapa?
"Apanya yang sakit?" tanya Kelvan sambil berusaha untuk bersikap tenang. Jika ia panik, Daia akan ikut panik dan semakin kencang tangisannya.
"Pinggang aku sakit," jawab Daia yang masih terisak.
"Perut kamu gimana?" tanya Kelvan lagi.
Daia menggeleng. "Perut aku nggak kenapa-kenapa, tadi pas aku kepeleset, bokong aku yang duluan nyentuh lantai," jawab Daia sambil berusaha menahan tangisannya.
Kelvan menghela nafas panjang. Untung saja perut Daia tidak sakit. Setidaknya itu bisa meyakinkan dirinya bahwa jabang bayi yang dikandung Daia tidak apa-apa.
"Pinggang kamu masih sakit? Kita ke rumah sakit aja yuk? Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa," ajak Kelvan yang lagi-lagi diberi gelengan kepala oleh Daia.
"Udah nggak terlalu sakit kok, makin lama sakitnya makin reda," tolak Daia.
"Tapi kamu harus tetep ke rumah sakit Dai, aku takut kamu sama anak kita kenapa-kenapa!" ujar Kelvan.
"Aku nggak mau ke rumah sakit, aku maunya kamu di sini temenin aku," ucap Daia sambil menggenggam erat tangan Kelvan.
"Kamu beneran nggak mau ke rumah sakit?" tanya Kelvan sekali lagi.
Daia mengangguk.
"Ya udah aku temenin kamu, nanti aku ijin ke atasan aku kalo sekarang aku nggak bisa ke kantor dulu," ucap Kelvan pada akhirnya. Dalam keadaan seperti ini, tentu Kelvan tak bisa meninggalkan istrinya.
"Maaf," ujar Daia yang kembali menangis.
"Enggak Dai, kamu nggak perlu minta maaf. Aku yang seharusnya minta maaf karena nggak becus jagain kamu," ucap Kelvan sambil mengusap-usap rambut Daia.
"Makasih ya Van."
•°•
Kelvan menyentuh dahi Daia yang tengah tertidur, memastikan agar wanitanya tidak demam. Ia membuang nafas lega begitu mengetahui bahwa suhu tubuh Daia normal.
Pria itu duduk di sisi ranjang seraya menatap lekat wajah Daia yang tengah tertidur pulas. Ujung bibir Kelvan terangkat, ia tersenyum melihat wajah polos istrinya. Entahlah, kini Daia terlihat begitu manis.
Kelvan terkekeh begitu mengingat sifat Daia yang berubah 180° setelah hamil. Daia yang tadinya jutek, galak dan barbar berubah menjadi wanita yang cengeng dan sensitif.
![](https://img.wattpad.com/cover/267708307-288-k532976.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
DragosteSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...