Daia terus menekuk wajahnya selama perjalanan menuju kampus. Setelah kehebohan di meja makan tadi, mood Daia benar-benar tidak baik.
Semua ini karena Kelvan! Kalau saja lelaki itu tidak menyuapinya dengan paksa, pasti kejadian tadi pagi tidak akan pernah terjadi.
"Sorry Dai," ucap Kelvan sambil terus menyetir.
Daia hanya diam. Ia sangat malas mendengar ucapan maaf Kelvan yang tidak pernah tulus. Setelah meminta maaf, pasti lelaki itu akan mengulangi perbuatannya.
"Nggak usah marah dong Dai. Lagi pula gue udah jelasin ke keluarga kita kok kalo lo itu nggak hamil!"
"Kakek emang ngadi-ngadi nih! Seandainya tadi malem kita collab di ranjang juga paginya nggak langsung jadi orok!" sambung Kelvan.
"Berisik lo! Bisa nggak sih hari ini lo nggak usah bawa-bawa kata 'ranjang'? Gue udah muak banget sumpah!" ucap Daia dengan kesal. Pagi ini ia sudah mendengar kata "ranjang" berkali-kali.
"Santai dong Dai. Lagian mana mau gue main ranjang sama lo? Gue adalah tipe lelaki yang milih-milih kali buat nge- unboxing orang!" balas Kelvan tak kalah sinis.
"Gue pegang ya omongan lo! Awas aja kalo lo ngiler ngeliat gue tanpa sehelai benang pun!"
"In your dream, Daia. Mana mungkin gue ngiler ngeliat lo? Emangnya lo Jennie Blackpink?"
"Iya gue kembarannya! Kenapa?"
•°•
Karena jam mata kuliah yang cukup longgar, akhirnya Kelvan dan Daia bisa duduk bersantai di kantin. Ya, makalah konsep yang mereka buat waktu itu mendapat apresiasi yang baik dari dosen penguji.
Jadi mereka bisa bersantai sebentar beberapa hari sambil menunggu teman mereka yang harus merevisi, hingga nantinya mereka akan mulai melakukan tahap studio.
"Jangan deket-deket!" ujar Daia pelan seraya menyeruput jus alpukat miliknya.
"Kenapa sih Dai? Masih marah?" tanya Kelvan frustasi. Pasalnya sedari tadi istri barunya itu selalu saja menyuruhnya untuk menjauh.
"Bukan gitu Van--"
"Oy penganten baru!" Ucapan Dia terpotong begitu Arlan dan Erlan datang.
"Jangan kenceng-kenceng bego ngomongnya!" kesal Kelvan seraya menjitak kepala Arlan.
"Ya sorry," ucap Arlan seraya duduk di kursi kantin.
"Erlan lo kemaren nggak dateng?" tanya Kelvan kepada Erlan yang hanya diam sambil memainkan ponselnya.
"Erlan dateng kok!" jawab Daia.
"Iya gue dateng. Cuma nggak bisa lama, gue ada wawancara sama dosen," sambung Erlan.
"Oh gue kira lo nggak dateng karena cembokur!" celetuk Kelvan sambil tertawa terbahak-bahak, disusul oleh Arlan.
"Ngarang lo Van! Cembokur gimana? Apa jangan-jangan Erlan suka sama lo?" tanya Daia sambil menutup mulutnya tak percaya.
Kelvan kembali tertawa. "Aduh istri gue lucu banget sih. Bukan gitu Daia Ananda! Maksud gue siapa tau Erlan cemburu sama lo!"
"Cemburu sama gue? Hahaha! Lo ngelawak ya Van? Gue sama Erlan kan bestie banget! Ya nggak Lan?" tanya Daia bertanya kepada Erlan.
Erlan hanya mengangguk setuju. Walau dalam hatinya, ia sangat tak setuju dengan perkataan Daia. Apa katanya? Bestie? Bahkan Erlan menganggap Daia lebih dari itu.
"Jadi gimana? Tadi malem kalian skidipapap sawadikap?" tanya Arlan tiba-tiba, berniat untuk menggoda pengantin baru itu.
Kelvan langsung menyeringai. "Yoi lah! Ngapain punya istri kalo dianggurin?"
![](https://img.wattpad.com/cover/267708307-288-k532976.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
RomanceSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...