Pagi ini Indy dan Nevan pamit untuk pulang setelah beberapa hari berada di rumah Kelvan dan Daia untuk membantu mengurus cucu-cucu tercinta.
Ya, mana mungkin mereka tidak membantu? Dulu ketika mengurus satu putra seperti Kelvan saja sudah membuat pening kepala. Apa lagi mengurus si kembar? Pasti amat sangat merepotkan.
"Daia, Bunda sama ayah pulang dulu ke rumah. Sudah beberapa hari kami nggak pulang. Bunda mau beres-beres dulu di sana! Besok Bunda sama ayah ke sini lagi!" pamit Indy sambil memindahkan cucu putranya yang tengah ia gendong, ke gendongan Kelvan.
"Oke Bun! Maaf ya Bunda, Ayah, Daia ngerepotin kalian belakangan ini!" ucap Daia tak enak hati.
"Kayak sama siapa saja kamu Daia! Mereka kan cucu-cucu kami juga!" ujar Nevan sambil tertawa.
"Tau nih kamu! Ya sudah, Bunda sama Ayah berangkat dulu! Sehat-sehat ya kamu sama cucu-cucu Bunda!" ujar Indy sambil mengecup pipi cucu-cucunya.
"Kelvan nggak disuruh buat sehat Bun?" tanya Kelvan yang merasa cemburu karena namanya tak disebut dalam kalimat Indy.
"Udah yuk Sayang, kita pulang!" ujar Nevan sambil menggandeng tangan Indy dan berjalan keluar rumah.
"Astagfirullah dikacangin! Sabar-sabar! Hot Daddy nggak boleh marah, harus tetep cool!" gumam Kelvan.
Daia hanya menahan tawa melihat kemirisan suaminya, kemudian berjalan menaiki anak tangga menuju kamar.
"Udah sana kamu mandi, nggak mau kerja Van?" tanya Daia.
"Sini Axelnya aku yang gendong mumpung Alexa udah tidur!" sambung gadis itu seraya mengambil alih Axel yang tengah Kelvan gendong.
"Libur ah!" ujar Kelvan yang tentu saja langsung mendapatkan pelototan tajam dari Daia.
"Ya gimana Dai, nggak bisa jauh-jauh dari mereka aku tuh! Kangen terus bawaannya!" ucap Kelvan sambil menatap bergantian ke arah Axel dan Alexa.
Ya, apa yang Kelvan ucapkan memang benar adanya. Seperti kemarin, Daia dan Indy dibuat naik pitam oleh kelakuan Kelvan yang terus saja mem-video call hingga 37 kali dalam sehari selama pria itu berada di kantor, hanya untuk menanyakan kabar anak-anaknya.
"Tapi Van kamu nggak boleh egois. Bekerja itu udah tanggung jawab kamu! Lagian nanti sore juga kamu ketemu sama mereka kok! Jangan alay ah Van!"
Kelvan menghela nafas berat, kemudian mengangguk. "Ya udah deh aku mandi," ujar pria itu dengan nada lesu, yang membuat Daia tak bisa menahan tawanya.
Cup!
Satu kecupan melayang di pipi pria itu, membuat Kelvan melotot sambil tersenyum. Ia segera menoleh ke arah Daia.
"Apa? Udah sana mandi!" ucap Daia.
"Dai, kan bunda sama ayah lagi nggak di rumah, gimana kalau malam ini--"
"Jangan ngadi-ngadi! Jaitan bekas kemaren aja masih belum kering kamu udah minta jatah? Istighfar Van buruan!" ucap Daia dengan nada kesal.
"Nggak bukan gitu! Aku mau manja-manjaan aja kok sama kamu! Aku nggak bakal nyoblos kamu! Gimana Dai?" tanya Kelvan sambil menaik-turunkan alisnya.
"Oke, iya! Sekarang kamu mandi! Ini udah jam berapa Van?"
"Yes!" ucap Kelvan dengan excited, kemudian berjalan masuk ke dalam kamar mandi dengan hati berbunga-bunga.
Daia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dia kira pas nggak ada ayah sama bunda, semuanya bakal berjalan lancar? Mimpi banget kamu Van! Yang ada kita bakal begadang ngurus Axel sama Alexa yang pastinya bakal rewel semaleman!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
RomanceSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...