"Bu Daia!" panggil gadis itu sambil tersenyum lebar.
Daia mengernyitkan dahinya bingung. Siapa gadis ini? Sepertinya Daia belum pernah melihat dia sebelumnya.
Gadis itu tersenyum lebar dengan pakaian sederhana yang terlihat kuno, mengingatkan Daia pada ibunya yang dulu juga pernah mengenakan pakaian seperti ini.
"Maaf, siapa ya?" tanya Daia dengan nada ramah.
Gadis itu segera mengulurkan tangannya dengan ekspresi wajah yang masih sama, tersenyum lebar dan terlihat manis.
"Saya Mayang, saya dikirim ke rumah ini untuk jadi asisten rumah tangga. Ini rumahnya pak Kelvan sama Bu Daia kan?" tanya gadis bernama Mayang itu.
Daia langsung mengerti, ternyata Kelvan cukup cepat mencari asisten rumah tangga yang akan membantu Daia di rumah. Pria itu memang sesuatu.
Daia ikut tersenyum seraya membalas uluran tangan Mayang. "Betul, saya Daia! Selamat bekerja di sini ya, Mayang!"
"Makasih Bu!"
Daia segera membawa Mayang masuk ke dalam rumahnya. Sambil berjalan, ia terus bertanya-tanya kepada Mayang.
"Mayang, kamu umur berapa? Keliatannya masih muda!" tanya Daia.
"Oh umur saya 19 tahun Bu!" jawab gadis itu dengan cepat.
"Kamu masih muda, kenapa milih pekerjaan ini? Kamu nggak kuliah, Mayang?" tanya Daia dengan sedikit hati-hati.
Ia memang penasaran mengapa Mayang yang masih muda dan cantik ini memilih asisten rumah tangga sebagai pekerjaannya.
Tiba-tiba saja Mayang menunduk, namun sedetik kemudian ia mengangkat kepalanya dengan senyuman lebar.
"Saya mau bantu ibu saya Bu. Setelah saya dapet uang banyak saya bakal kuliah terus jadi arsitek!" jawab Mayang dengan excited.
"Arsitek? Saya sama suami saya juga arsitek!" ucap Daia yang juga terlihat excited. Ia tersenyum kecil, Mayang yang ceria dan pekerja keras ini sangat mengingatkan ia pada dirinya yang dulu.
"Wih! Keren banget Bu! Semoga saya bisa jadi kayak Ibu dan suami Ibu!"
Daia membuka pintu rumahnya yang cukup lebar itu. Mata Mayang terbelalak lebar melihat isi rumah yang biasa ia lihat di televisi.
Walau rumah Kelvan tak sebesar dan semewah rumah orang tuanya, tetapi interior dan perabotan di rumah ini sangat modern dan kekinian, membuat siapa saja akan kagum melihatnya.
"Gila! Bukan luarnya aja yang bagus! Ternyata dalemnya juga bagus banget!" batin Mayang dengan matanya yang tak henti menjamah seisi rumah.
"Mayang! Kenapa diem aja? Sini ikut saya!" panggil Daia ketika melihat Mayang yang hanya diam dengan raut wajah kagum.
Mayang tersentak kaget, kemudian menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia segera mengikuti Daia menuju sofa ruang tengah.
"Nah Mayang, sebelum saya ngasih tau tugas-tugas kamu, kita keliling dulu yuk! Supaya kamu tau letak setiap ruangan di rumah ini!" ujar Daia yang langsung diberi anggukan kecil oleh Mayang.
Sebelum melangkahkan kakinya, manik Mayang terpaku pada sebuah bingkai foto berukuran besar di tengah ruangan yang menampakkan foto pernikahan Daia dan juga Kelvan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
RomanceSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...