Tak terhitung sudah berapa kali Daia menghela nafas berat sambil menatap pantulan wajahnya di cermin. Beberapa menit yang lalu, seorang make up artist baru saja mendadani dirinya. Bahkan ia juga sudah mengenakan kebaya pengantin khas Sunda.
Ya, inilah harinya. Hari di mana ia dan Kelvan akan mengganti status hubungan mereka yang tadinya sekedar pacaran, ah tidak maksudnya teman kini berganti menjadi sepasang suami-istri.
Daia tak menyangka, hari ini akan datang juga dalam hidupnya. Hari di mana ia akan menjadi istri dari seseorang. Namun yang paling tak disangka-sangka adalah calon suaminya yang ternyata adalah Kelvan.
Sungguh, Daia tak pernah sekali pun membayangkan bahwa ia akan menikah dengan Kelvan. Lelaki manja itu sama sekali bukan tipe idealnya, bahkan sangat berbanding terbalik dengan tipe pria idamannya.
Ketika ia sedang asyik-asyiknya melamun, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Dan tak lama, muncullah Indy dari balik pintu, kemudian masuk ke dalam kamar.
"Daia, kamu sudah siap, Nak?" tanya Indy.
Daia mengangguk kecil, "Udah, Bun."
"Wah cantik sekali calon menantu Bunda," ucap Indy sambil tersenyum kecil.
"Bunda jadi ingat ketika hari di mana Bunda menikah dengan ayahnya Kelvan. Pasti rasanya tidak karuan ya? Bunda paham, Daia."
"Mulai hari ini kamu akan menjadi seorang istri dan menantu. Bunda harap kamu dan Kelvan hidup bahagia sebagai sepasang suami-istri."
"Awalnya memang agak sulit, karena menikah adalah hal baru bagi kamu. Tapi lama kelamaan kamu pasti akan terbiasa kok Daia. Apa lagi kamu dan Kelvan sudah bersama-sama sejak kecil," sambung Indy sambil menggenggam tangan Daia.
Daia ikut tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca. Entahlah, ia jadi ingin menangis sekarang. Setelah mendengar ucapan Indy, ia jadi mengingat orang tuanya.
Hari ini adalah hari pernikahannya, sedangkan orang tuanya tidak ada di sini untuk menemaninya. Sungguh, hal itu juga sedikit membuatnya mellow.
Daia segera memeluk Indy. "Makasih, Bun," ucapnya lirih.
•°•
Kini Kelvan dan Daia sudah duduk manis di hadapan penghulu. Mereka sedang bersiap-siap untuk melakukan prosesi akad nikah.
"Dai, gue belom hapal ijab kabul-nya," bisik Kelvan di telinga Daia.
"Ya udah, gimana kalo kita batalin pernikahan ini? Kece nggak?" balas Daia dengan tatapan tajam.
Kelvan segera menjauh dari Daia, kemudian melirik kertas contekan ijab kabul yang ia tulis tadi malam. Ia harus menghafalnya sebelum prosesi akad nikah dimulai.
Tak lama, prosesi akad nikah benar-benar dimulai. Setelah pembukaan dan khotbah nikah, Kelvan dan sang penghulu segera berjabat tangan.
“Kelvan Zelendra Xavier Ananda bin Nevan Ananda, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Daiana Jihan Anastasya binti Ardi Sunandar dengan maskawin berupa emas 100 gram dan seperangkat alat sholat, tunai!" ujar sang penghulu.
Kelvan segera menarik nafas panjang, kemudian meneguk salivanya.
"Saya terima nikah dan kawinnya Daiana Jihan Anastasya binti Ardi Sunandar dengan mas kawin tersebut, tunai!" ucap Kelvan dengan lantangnya.
"Bagaimana para hadirin? Sah?" tanya sang penghulu.
"SAH!" koor semua orang yang ada di sini dengan semangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
RomanceSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...