"Ya udah Dai, gue pulang dulu ya!" pamit Erlan yang langsung diberi anggukan oleh Daia.
"Oke Lan, tiati!" ujar Daia yang malah membuat Erlan tertawa.
"Padahal cuma lima langkah doang ke rumah!" ucap pria itu. Daia ikut tertawa kemudian memukul pelan lengan Erlan sambil terus tertawa.
Setelah Erlan pergi, Daia kembali duduk di sofa sambil menonton televisi. Tiba-tiba saja Mayang menghampirinya, dan duduk di sebelah wanita itu.
"Kenapa, Mayang?" tanya Daia begitu melihat Mayang. Sepertinya gadis itu ingin bertanya atau menyampaikan sesuatu padanya.
"Bu Daia deket ya sama pak Erlan!" ujar Mayang sambil tersenyum excited.
Daia sempat tertegun sebentar setelah mendengar ucapan Mayang, namun sedetik kemudian ia ikut tersenyum sambil mengangguk.
"Iya dong! Saya sama Erlan kan udah sahabatan dari lama, Mayang! Udah deket banget deh! Sama Arlan juga kok!" ucap Daia.
"Wah pasti seru banget ya punya sahabat dari kecil, dan masih berhubungan sampai sama-sama udah nikah!" ucap Mayang, kemudian menghela nafas panjang.
Daia yang melihat kesedihan dari raut wajah Mayang langsung bertanya kepada gadis itu. "Kenapa Mayang?"
"Saya nggak punya sahabat Bu, jadi saya nggak tau gimana rasanya punya sahabat!"
"Nanti juga kamu bakal ketemu sama orang yang bisa kamu panggil sahabat kok Mayang! Semuanya masalah waktu aja, kalau waktunya tepat, orang itu bakal dateng kok!" ucap Daia mengusap-usap punggung Mayang.
Mayang tersenyum. "Makasih Bu! Ya udah, saya lanjut beres-beres di dapur dulu ya!" pamit Mayang seraya berjalan menuju dapur.
"Polos banget Mayang," gumam Daia sambil menatap punggung gadis berusia 19 tahun itu yang mulai menjauh.
•°•
"DAI! AKANG PULANG!" teriak Kelvan seraya berlari menuju kamar. Setelah melihat target, Kelvan langsung memeluk Daia, membuat Daia tertawa kecil.
"Apaan kali Akang-akang!" ucap Daia sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia segera meraih tas kerja Kelvan dan menaruhnya di meja kerja pria itu.
"Atau mau panggilannya A'a kayak Ayah?" tanya Kelvan.
"Jangan ngadi-ngadi kamu Van!" ujar Daia sambil membuka dasi yang melingkar di leher Kelvan.
Kelvan tertawa, kemudian mencubit pelan kedua pipi Daia, membuat wanita itu meringis, merasakan panas di pipinya.
"Ih sakit tau Van!" kesal Daia seraya memegangi pipinya.
"Abisnya gemes banget sih istri aku!"
"Halah! Pasti ada maunya nih!" tebak Daia sambil menjauh dari Kelvan.
"Tau aja sih kamu Dai!" ucap Kelvan sambil mencopot satu persatu kancing bajunya.
Melihat itu, Daia langsung berdecih, kemudian balik menantang Kelvan. Ia juga mulai membuka satu kancing bajunya, membuat Kelvan tersenyum girang.
"Asik-asik! Pengamannya kemaren aku taruh di mana ya Dai?" tanya Kelvan sambil mengacak-acak isi di dalam laci.
"In your dream Van! Jangan aneh-aneh! Oh iya, besok aku ada jadwal USG!" ucap Daia sambil duduk di atas ranjang seraya mengusap-usap perutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
RomansSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...