"Saya terima nikah dan kawinnya Aurelia Adrienne binti Iwan Saputra dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai!" ucap Arlan dengan suara lantangnya.
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"SAH!!!" ucap para saksi dan para hadirin dengan begitu kompaknya, diikuti oleh riuh tepuk tangan serta sorakan para sahabat dan teman-teman kedua manten.
Dua bulan yang lalu, Arlan dan Aurel mengumumkan soal pernikahan mereka, dan akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Kini kedua muda-mudi itu resmi menjadi pasangan suami-istri.
Tak lama setelah akad, acara resepsi pun dimulai. Arlan dan Aurel tak berhenti bersalaman dengan para tamu undangan. Sepertinya sepasang pengantin baru itu sangat bahagia dilihat dari raut wajah mereka yang tak terlihat lelah sedikit pun walau sudah berdiri di pelaminan selama kurang lebih dua jam.
"Woy punten, pengantin baru mau lewat!" ujar Arlan yang menggandeng tangan Aurel setelah mereka berada di meja yang ditempati oleh sahabat-sahabat mereka.
"Istri aku capek nggak? Sini duduk Istriku, minum dulu Cinta, ututu capek ya?" tanya Arlan seraya menyodorkan segelas minuman kepada istri barunya.
"Capek banget Suamiku, kaki aku pegel!" jawab Aurel sambil melipat bibirnya.
"Ya ampun! Mana yang pegel Istriku? Sini aku pijitin!"
"Nggak usah Suamiku, nggak apa-apa kok!"
Semua orang yang melihat pemandangan itu langsung tak berselera untuk makan dan akhirnya menaruh makanan masing-masing ke atas meja. Tak terkecuali Kelvan.
"Gue nyesel dateng ke sini!" ujar pria itu.
"Harusnya kita jagain si kembar aja ya Van di rumah," sambung Daia.
"Gue bener-bener nggak berselera lagi buat makan!" Kini giliran Erlan yang membuka suara.
"Huekkk~" Yolanda menutup mulutnya sambil mengusap-usap perut buncitnya yang kini sudah memasuki trimester ketiga.
"Yeh kalian pada kenapa sih? Iri aja liat penganten baru!" kesal Arlan sambil mencomot makanan milik Kelvan.
"Tau nih! Harusnya seneng dong ngeliat sahabat kalian kawin!" lanjut Aurel tak mau kalah.
"Ya abis lo berdua bikin merinding! Apaan coba istriku, suamiku, gue yang dengernya jadi sakit kuping!" ujar Kelvan sambil menutup telinganya.
"Halah Van! Lo pas pertama nikah juga gitu kan? Jangan munafik deh lo!" cecar Aurel.
"Tapi--"
Daia segera menyuruh Kelvan untuk diam. Yang Aurel katakan memang benar adanya. Lagipula memangnya salah jika pasangan suami istri memanggil pasangan mereka dengan panggilan istriku atau suamiku? Tidak ada yang salah, kecuali Arlan dan Aurel yang melakukannya.
"Eh by the way, kalian nyium bau-bau gitu nggak sih?" tanya Erlan, membuat semua orang yang ada di meja ini ikut mengendus-endus, mencari tahu bau apa ini sebenarnya.
"Kek bau itu nggak sih? Marjan melon campur balsem?" tanya Arlan mencoba untuk menebak.
"Lebih ke boba basi sih kata Teteh mah!" ucap Lisa yang ikut menebak.
"Enggak deh, ini kayak bau itu, parfum Victoria Secret!" ujar Aurel berpendapat.
"Kalian semua salah!" ucap Daia tiba-tiba, membuat semua orang menatapnya.
Daia segera menoleh ke arah Kelvan, kemudian melirik Axel yang berada di gendongan pria itu.
"Nggak tembus kan Van?" tanya Daia, membuat Kelvan mengernyitkan dahinya bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
RomanceSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...