"Ini tentang mas Erlan, tadi pagi--"
Yolanda tak melanjutkan ucapannya begitu mendengar suara pintu masuk yang terbuka. Ia dan Daia segera menoleh ke arah sumber suara.
Daia mengernyitkan dahinya bingung begitu melihat Kelvan yang sudah berdiri di ambang pintu dengan raut wajah khawatir.
"Dai!" panggil pria itu seraya berjalan dengan langkah seribu menghampiri Daia yang kebingungan.
"Kelvan! Kok kamu pulang sih?" tanya Daia yang kini sudah berdiri di hadapan Kelvan.
Kini gantian Kelvan yang memasang raut wajah bingung. "Hah?" tanya pria itu.
"Kok kamu ada di sini sih?" ulang Daia bertanya.
"Bukannya tadi kamu nyuruh aku pulang? Katanya kangen?" tanya Kelvan tak habis pikir.
"Itu kan tadi! Sekarang aku udah nggak kangen sama kamu!" jawab Daia dengan polosnya, membuat Kelvan mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Aku udah khawatir lho Dai karena tadi kamu nangis, aku sampe ngasih alasan nggak masuk akal ke manager aku biar bisa pulang!" ujar Kelvan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kok nyalahin aku?! Giliran aku minta kamu pulang tadi, kamu bilang nggak bisa! Giliran aku udah nggak kangen malah pulang! Aku yang salah? Hah?!" tanya Daia yang terlihat mulai ngegas.
Kelvan mengusap wajahnya gusar. Di saat seperti ini, ia juga tak bisa menyalahkan Daia. Tiba-tiba maniknya menangkap sosok Yolanda yang sedari tadi hanya diam menyimak.
"Eh ada Yolanda?" tanya Kelvan. Yolanda hanya mengangguk tipis.
"Eh iya! Katanya teh Yola mau nanya? Soal apa tadi? Oh Erlan ya?" sambung Daia bertanya.
"Eh nggak jadi Mbak. Bukan hal yang penting kok, kalau begitu saya pamit pulang ya. Kayaknya mas Erlan nungguin," pamit Yolanda, kemudian berlalu meninggalkan rumah ini.
Setelah Yolanda pulang, Daia dan Kelvan hanya saling diam. Kelvan yang tak nyaman dengan kecanggungan ini segera membuka suara.
"Jadi aku balik lagi ke kantor nih?" tanya Kelvan.
Daia mengangguk. "Iya dong! Ngapain kamu di sini?"
"Tapi aku boleh minum dulu nggak? Aku agak buru-buru ke sini tadi, capek Dai," ucap Kelvan.
Daia segera mengambil jus alpukat yang berada di atas meja, kemudian menyodorkannya ke arah Kelvan.
"Jus alpukat dari mbak Yolanda!" ujar Daia. Kelvan segera meminum jus itu.
"Makasih Dai," ucapnya setelah menghabiskan segelas jus alpukat.
"Ya udah aku berangkat ya!" pamit Kelvan.
"Kelvan!" panggil Daia membuat Kelvan menghentikan langkahnya.
"Kenapa Dai? Masih kangen sama aku ya? Ya udah aku nemenin kamu dulu deh!" ujar Kelvan sambil kembali melangkahkan kakinya menuju tempat Daia berdiri.
"Nggak. Nanti pulangnya bawain ketoprak ya Van!"
•°•
Malamnya setelah selesai makan malam, Kelvan segera membersihkan meja makan sedangkan Daia sibuk mencuci piring kotor di dapur.
Sambil terus mencuci piring, Daia kembali memikirkan tentang pembicaraannya dengan Yolanda tadi pagi.
"Sebenernya teh Yola mau ngomong apa sih? Erlan kenapa ya?" gumamnya.
"Masa baru seminggu nikah udah ada masalah aja sih?" sambungnya.
"Apa jangan-jangan Erlan cheating? Nggak mungkin tapi, dia kan sekarang udah bucin banget sama teh Yolanda. Lagi pula Erlan bukan tipe cowok berengsek kayak gitu! Kalo Kelvan sih bisa aja begitu!" ucap Daia tak henti-hentinya bergelut dengan pikirannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Manja Husband
RomanceSequel My Cute Little Wife Ketika celetukan lelaki manja bernama Kelvan membuat ia dan babunya berakhir di pelaminan. "Ekhem, jadi bagaimana Kelvan tentang tawaran Kakek waktu itu? Kamu mau ikut ke Jerman sama Kakek? Mengurus perusahaan Kakek yang a...