Chapther 2

8.1K 228 3
                                    

Gays, yukk baca!!
Jangan lupa vote, komen, dan follow❤️
Oke sayang.

°°°°°

Jam menunjukan pukul 23:10.

Setelah Arka menelfon kedua temannya. Ia menidurkan tubuhnya dipinggir jalan, ia sangat lelah, ia sangat pusing. Temannya Ghani dan Kevin sedang dalam perjalanan, lokasi kejadian dan rumah mereka sangat jauh, tidak mungkin memerlukan waktu sedikit. Arka mencoba untuk menahan matanya untuk tidak tertidur.


"Arrrrggggggg...... GUE CAPE BANGETTTT..." Arka teriak dipinggir jalanan yang sekarang sudah hampir sepi.

Mungkin kalau dijalan raya ramai Arka bisa disebut dengan panggilan orang gila.

Tak lama ia tidak tahan untuk membuka matanya, Arka langsung tertidur dipinggir jalan tanpa ada rasa takut!! Yaa, siapa tau kan ada yang mau ngambil atau culik Arka gitu loh gayysss.

_

"Ghan, ini lokasinya dimana sii?" Tanya Kevin sembari menyodorkan ponsel yang sudah tertera maps alamat kejadian.

"Gue ngga tau," Ghani menggidikan bahunya tak tahu.

"Kayanya gue juga belum pernah kesitu, karna gue kaya baru denger alamat kejadian itu," lanjut Ghani.

"Yaudah kita ikutin maps yang dikasih Arka tadi aja," Kevin menyenderkan bahunya lelah. Bisa-bisanya ia dibangunkan oleh temannya karna masalah ini, padahal ia tidak ikut dengannya.

Kevin yang masih memakai celana boxer-nya dan kaos pendek hitam polos, rambutnya yang acak-acakan, wajah seperti anak kecil yang baru bangun tidur, membuat ia semakin tidak bersemangat untuk menolong temannya, karna waktunya yang tidak tepat. Tapi tak apa-apa untuk teman gengnya, harus saling melengkapi, dan menghargai.

Kalau Ghani simpel, ia dijam 23:15 belum tidur. Ia belum memakai baju tidur karna ada urusan keluarga dirumahnya sampai semalam ini. Jadi Ghani tak harus ribet dengan kejadian yang tak terduga ini.

"Ehh, Gilang kenapa bisa nabrak Zea sih?" Kevin menatap Ghani dengan wajah bingung.

"Gue juga ngga tau, tadi gue coba tanya sama Arka, tapi dijawab nanti aja katanya." Ghani mencoba menambahkan kecepatannya, agar cepat sampai ditempat tujuan.

"Gila siihh, gue ngga bisa bayangin om doni-papa Zea kalau tau yang nabrak Zea itu tunangannya sendiri sii gilang," Kevin geleng-geleng kepala ragu atas kecelakaan ini.

"Gue juga ngga bisa bayangin Vin,"

"Padahal baru kemarin-kemarin Gilang kaya punya perasaan sama Zea,"

"Kayanya sii, dari wajahnya dan sifat waktu disekolah tuh kaya udah berubah semenjak beberapa hari setelah tunangan sama Zea." Ghani berkata dengan mudah.

"Tapi Lo ngga usah ngomong dulu sama si bos yang punya seratus pintu kulkas itu."

"Hahh!! Pintu kulkas??" Kevin kaget dengan kata-kata Ghani. Maksud Ghani apa?? Kok pintu kulkas sihhh!

"Iyaaa," Ghani melihat wajah Kevin acuh.

"Kan dia punya sifat dingin, kaya kulkas seratus pintu. Cuman orang yang bener-bener dia perduliian dan disayang dia bakal meleleh," jelas Ghani.

GILANG [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang