Chapther 6

4K 147 0
                                    

Hayy!!

Aku mau ngelanjutin ceritanya nii!!

Kalau suka sama ceritanya komen, kalau ngga suka tetep komen, okee!!

|

"Zee," ucap lirih gilang. Langkahan kecil Gilang mulai mendekati ranjang Zea.

Tiba Gilang tepat disamping ranjang Zea. Ia duduk di kursi sebelah ranjang, sedikit memajukan kursinya agar lebih dekat.

Perlahan tangan kanan Gilang terangkat untuk mengelus kepala Zea. Tangan kiri Gilang meng-genggam punggung tangan Zea.

"G-gue minta maaf ya..." Tutur Gilang, meneteskan air matanya. Air mata itu jatuh diatas punggung tangan Zea.

"Gue salah, gue salah udah nyakitin Lo.."

"Awal ini semua aja gue ngga bisa jagain Lo, apakah seterusnya gue juga ngga akan bisa?.."

"Jujur gue udah punya rasa sama Lo...Hikss"

"Tapi.."

"Apa mungkin laki-laki brengsek kaya gue bisa dapetin wanita sebaik Lo? Hikss..hikss..."

"Apa Lo mau nerima semua sifat dan kelakuan gue?.."

"P-pli-plissss banget ya Ze, Lo wanita pertama yang gue cinta, dan gue mohon Lo juga jadi wanita terakhir yang gue cinta..Hikss"

Didalam ruangan itu hanya terdengar isakan Gilang yang begitu sedikit keras. Walaupun Gilang disukai banyak cewe, tapi ia sama sekali belum punya rasa pada cewe lain, selain Zea saat ini.

Tangan Gilang turun dari kepala Zea, ia meng-genggam tangan Zea dengan kedua tangannya. Mencium tangan gadis itu beberapa kali, diakhiri mencium tangan itu sedikit lama dan menangis bebas disana.

"Janji, ngga bakal ulangin lagi..Hiks...hiks"

"Ny-nye-nyesel banget deh, hiks..." Gilang melepaskan ciuman itu dari tangan Zea. Dan mengusap air matanya yang membanjiri kedua pipinya.

"Istirahat dulu ya sayang..."

"Istirahatnya jangan lama-lama,"

"Disini ada yang rindu,"

"Jangan pergi jauh-jauh,"

"Disini ada yang takut sendirian." Gilang terbangun, Sesekali lagi ia mengusap kepala Zea, dan mencium kepalanya.

Gilang tersenyum manis melihat wajah gadis itu, "cantik." Gumam Gilang.

Gilang kembali terduduk, untuk beberapa menit memandang wajah gadisnya. Ia lalu melipatkan kedua tangannya diatas ranjang, tepat disamping Zea. Menaruh kepalanya pada tangan itu sebagai bantal untuk tidurnya pagi ini.

Ruangan hening, cuma ada dua orang yang sudah tidur terlelap.

_

"Gilang mana?" Tanya Bagas yang tiba-tiba bertanya pada sahabat Gilang.

Semua sahabat Gilang yang tadinya sibuk dengan aktivitasnya sendiri-sendiri, kini berdiri menatap kehadiran Bagas.

GILANG [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang