Chapther 16

2.6K 85 1
                                    

Yuhu...
Jangan lupa follow, komen,
dan vote🥰

Jangan begadang, uy

|

Ghani dan yang lainnya sudah sampai disekolah, mereka menghampiri kursi yang di duduki oleh Gilang.

"Heyy.." sapa Ghani pada Gilang.

Mereka ber-empat sebenarnya tidak berangkat sendiri-sendiri, melainkan saling menjemput menggunakan motornya sendiri-sendiri.

"Hm.." bals Gilang singkat, ia terbangun dari tidurnya dan mendudukkan dirinya.

"Lo habis ngapain?" Tanya Elang tiba-tiba. Belum ada yang sadar kecuali Elang.

"Habis ngapain-ngapain?" Tanya Gilang balik, ia menyenderkan bahunya pada kursi dan memejamkan matanya.

"Hah? Maksud Lo?" Timpal Arka menanya.

"Itu muka Lo, tangan Lo.."

"Kenapa?" Tunjuk Elang dengan mata.

Ghani, Arka, dan Kevin melihat bagian tubuh yang baru saja ditunjuk Elang. Sedangkan yang dilihat hanya diam saja.

'lah kenapa gw baru liat?' dalam hati Ghani, bertanya pada dirinya sendiri.

"Iya, itu kenapa Lang?" Tanay Kevin.

"Kenapa Lang?"

"Brisik Lo ah!!" Geram Gilang. Ia membuka mata sayu-nya.

"Jawab!! Itu kenapa?" Balas Elang.

"Kecelakaan tadi..." Jawab Gilang santay.

"Dimana, dimana?"

"Kapan?"

"Tadi waktu berangkat sekolah.."

Huhh...

Semuanya tak habis pikir dengan Gilang ini, tadi pagi tidak mau disamper hanya ingin kecelakaan sendiri.

Memang tadi pagi diperjalanan, Gilang ingin berangkat sekolah. Ada seseorang membawa motor yang diduga pengendaranya sedang keadaan mabuk. Motor itu ugal-ugalan di jalanan tidak jelas.

Keadaan motor Gilang, sedang dengan kecepatan tinggi. Motor pengendara ingin berbelok ke arah kanan dalam kondisi tidak menyalakan sen kanan, Gilang yang tadinya ingin mendahului motor tersebut...

Malah menabrak pengendara motor. Pelipis, pipi, dan bibir Gilang sudah mengeluarkan darah, tangannya pun sedikit mengeluarkannya. Ia bangkit untuk membangunkan motornya dan menghampiri sang pengendara motor.

Orang-orang yang melintasi jalan tersebut, melihat kecelakaan pun berhenti dan menolong. Untung saja orang yang diduga mabok itu tidak apa-apa, hanya motor saja yang lecet.

Sebelum Gilang pergi, Gilang memberi lima lembar uang pada orang mabok dan meninggalkannya bersama orang-orang tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

Ia pergi, kembali mengendarai motornya. Ia tetap berlanjut kaarah sekolah. Dan lebih baik memberi obat saat di sekolah saja.

GILANG [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang