Chapther 80

422 20 113
                                    

HY GUYSSSS!!

GILA INI MAHH!! KANGEN BANGET WOYYY
Hampir satu bulan ngga buka app WP, karna sekolah lagi padet"nya+acara sekolah banyak, akhirnya buka lagi dan semoga author bisa lebih aktif lagi ya GUYS 🔥

Ini kaya udah lama banget ya ngga nyapa kalian, kangen aja gituuuuu😉

GIMANA KABAR KALIAN?? Harus baik yaa..
SEMANGAT nya jangan lupa😻

Jujur ini mah takut malah tambah jelek penulisannya, Do'a in ya guys semoga semakin bagus, Aamiin🤲🏻

Lanjut ngga nih?? masih inget chapther sebelumnya? kalo lupa mending baca lagi deh, jadi ngga bingung baca alurnya nanti.

Skuyyy lanjut!!

***

Cukup lama Gilang bercerita selama tidak bertemu dengan Zea ia seperti apa, membuat Zea tertawa dan tersenyum kala mendengarkannya. Dan ekspresi Gilang yang se akan-akan seperti saat ia berada dirumah dengan harinya tidak bertemu Zea.

Ditengah-tengah Gilang bercerita kepada Zea dengan antusias. Zea mencengkram perutnya, ia sedikit berdesis. Gilang yang sadar dengan desisan Zea, ia langsung memegang tangan Zea yang mencengkram perutnya.

"sebentar, gw ambilin air anget dulu.." ucap Gilang dengan wajah tenang tapi dengan hati yang tidak karuan paniknya.

Hendaknya Gilang ingin berlari menuju dapur, Zea menggenggam pergelangan tangan Gilang. "buat apa?" tanya Zea dengan wajah kesakitannya.

"buat ngompres perut Lo ze, udah yaa gw ambil dulu ke bawah." ucap Gilang tersenyum sambil melepaskan tangan Zea dengan pelan dan lembut.

"hahahaha..." tawa Zea.

Gilang berdiri tegap menatap Zea, dengan kedua tangan yang ia masukan kedalam saku celananya. Tak lama, Zea puas dengan tawanya, ia terdiam sembari menatap Gilang dengan wajah datarnya.

"iyaa maaff, kirain ngga bakal panik tadi.." ucap Zea, mencoba menarik tangan Gilang untuk duduk kembali dihadapannya.

Gilang menggerakkan sedikit badannya agar tangannya tidak tergenggam oleh Zea. Zea yang melihat itu mengerutkan alisnya.

"maafin Zea Shaqena ya Gilang Arenster Danindra, manusia paling ganteng di geng Mefighwin.." ucap Zea dengan tersenyum dan seperti dimanja-manjakan. Ia pun sedikit menahan rasa sakit diperutnya.

Setelah Zea berdiri dihadapan Gilang. Zea menatap Gilang biasa saja tapi penuh harapan Gilang mau memaafkannya. Tolong!! Jantung Gilang ingin keluar, ia tidak kuat melihat kelucuan ini, walau ini hanya sebuah tatapan.

Gilang masih berdiri tegap dengan posisinya, sedangkan Zea, ia sedang mendekatkan telinganya pada dada bidang Gilang. 'anj*** emang ni anak, untuk sayang, bisa gila gw!!!' batin Gilang mengumpat.

"hm.. terlihat orang baperan dan terdengar jantung yang bergetar." ucap Zea masih diposisinya.

"sayang banget sama jantungnya, nanti kalo keluar ngga ada yang kaya Gilang lagi dong, soalnya dia lucu walaupun mukanya galak, dia bisa manja juga walaupun sebenarnya tegas, tapi minusnya gini, baperan." ucap Zea dengan menghela nafasnya.

GILANG [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang