Oyy..
Kiyomasa...Kalian baca chapther ini jam
berapa guys?.. Pagi? Siang? Sore?
Malam??Udah makan? Jangan lupa minum nanti keselek es batu..
***"ZYAN!!!" Teriak seseorang yang baru saja memasuki ruangan Zea.
Zea sedang melamun diatas ranjangnya, seketika lamunannya pudar setelah mendengar teriakan itu.
Zyan sedang duduk di sofa dengan santay, bersama ponsel yang ia mainkan ditangannya. Zyan hanya mengangkat pandangannya ke sumber arah teriakan itu.
Doni datang tiba-tiba dengan api kemarahannya, bersama Sarah yang berada disampingnya menggandeng tangan suaminya.
Doni menghampiri putranya ( Zyan ), dan Sarah menghampiri putrinya ( Zea ).
Zyan berdiri berhadapan dengan ayahnya. Zyan sudah tahu, ayahnya akan murka padanya.
"Apa yang telah kamu lakukan?!!" Tanya Doni tegas menatap Zyan serius.
"Sama siapa?" Tanya balik Zyan santay.
"Gilang Zea?" Lanjutnya lagi. Mengangkat satu alisnya. Kedua tangannya ia lipatkan di depan dada bidangnya.
Doni tak bergeming, ia membiarkan Zyan untuk melanjutkan ucapannya.
"Gilang tadi Zyan pukul doang sampe mau mati kayanya deh.. terus Zea, Zyan tampar doang tuh pipinya.." Jawab Zyan, tidak mengeluarkan wajah takutnya sama sekali.
Sarah yang mendengarkan ucapan Zyan, langsung meraba-raba pipi putrinya. Membolak-balik kan, ada yang terluka atau tidak.
"Udah Bun, Zea ngga papa.." Ucap Zea, tangannya menghentikan tangan bundanya.
"Maafin bunda ya, bunda datengnya telat dan udah ninggalin anak bunda.." Ucap Sarah tersenyum. Andai saja ia dan suaminya tadi tidak meninggalkan putrinya sendirian, akan lebih pasti tidak mungkin terjadi hal seperti ini.
"Ngga papa Bun, kan Zea juga ngga kenapa-kenapa.." Ucap Zea, ia berusaha untuk menenangkan hati bundanya.
Zea tahu, hati Sarah pasti sedang tidak karuan, dari raut wajahnya saja sudah cukup membuktikan. Jika melihat wajah bundanya seperti ini, bukan hanya Sarah yang panik, Zea pun ikut merasa panik.
Sarah menge-cup kedua pipi Zea bergantian, lalu menatap Zea hangat.
Plakkk...
Sarah dan Zea reflek menoleh menatap Doni dengan Zyan.
Tamparan keras Doni membuat Zyan tersungkur ke samping, tapi menurut Zyan itu masih seperti digigit semut. Mungkin karna ia sudah sering merasakannya, jika belum mungkin seperti ditampar belalai gajah?...
"Siapa yang udah ngajarin kamu kaya gitu?!!" Tanya Doni.
"Ayah?" Tanya balik Zyan. Ia menatap Doni sembari memegang pipi kirinya yang terasa lebih getir dari biasanya.
"AYAH NGGA PERNAH NGAJARIN HAL ITU SAMA KAMU!! AYAH UDAH BILANG SAMA KAMU! JANGAN ASAL MAIN TANGAN SAMA ORANG!!.." Teriak Doni memenuhi semua penjuru ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG [ On Going ]
Teen Fiction⚠️JADILAH PEMBACA YANG BIJAK. PINTAR DALAM MEMILIH CERITA⚠️ Zea Shaqena yang baru saja pindah tempat tinggal dari Bandung ke Jakarta, bersama Kaka dan orang tuanya. Langsung dijodohkan oleh anak dari rekan kerja ayahnya. Zea tidak bisa berfikir posi...