Chapther 10

3.8K 105 0
                                    

Ketemu lagi sama akuuu!!
Pasti ngga pada kangen, jawab jujur!!

Author lagi ada tamu nihh, jadi bawaannya pengin marah" sama kalian🏔️

Baru baca pertama ya?
Jawab!!

*****

Pagi pukul 05.30.

Gilang masih tertidur di sofa ruangan Zea. Setelah sholat subuh ia melanjutkan tidurnya walau hanya beberapa saat. Sebenarnya Gilang disuruh tidur dikamar, tetapi ia keras kepala lebih memilih untuk menjaga zea-nya.

Bagas masuk kedalam ruangan untuk membangunkan Gilang. Gilang sudah berbicara pada ayahnya tadi malam jika ia besok akan berangkat sekolah saja.

"Lang..." Panggil Bagas, sembari mengusap rambut anaknya.

Gilang langsung terbangun dari tidurnya. Memang Gilang orang yang kalau lagi tidur dipanggil satu kali langsung bangun, tidak harus teriak-teriak.

"Oh ayahh," dengan santainya Gilang mengucapkan 'oh' emang ia kira siapa tadi.

"Nihh, baju sekolah kamu. Tadi ayah udah suruh bodyguard ayah buat ambil semuanya." Bagas menyerahkan paper bag dan tas yang sudah lengkap dengan peralatan Gilang sekolah.

"Makasih yahhh."

"Hm" balas Bagas singkat, lalu pergi meninggalkan anaknya.

"Dihh, niru-niru." Sinis Gilang.

Setelah itu Gilang mengambil paper bag yang sudah terdapat atribut sekolah. Gilang mungkin akan mandi dikamar yang kemarin saja, agar tidak berganti-ganti kamar. Toh, kuncinya juga masih ia simpan.

Menurutnya ia hari ini bangun terlalu lebih awal. Tapi tak apa, agar bisa bersama Zea untuk beberapa saat sebelum berangkat sekolah.

Gilang keluar dari ruang Zea, untuk persiapan berangkat sekolah.

"Bun... Jagain Zea dulu didalem," ucap Gilang pada Sarah. Dibalas anggukan dan senyuman.

"Kalau ayah mau ikut juga ngga papa, buat nemenin bunda didalem."

"Iyaa, kamu sekolah baik-baik ya, jangan pernah mengecewakan kepercayaan kami pada kamu." Ucap Doni, lalu merentangkan tangannya untuk memeluk Gilang. Gilang langsung saja membalas pelukan Doni.

"Baik!, kalau misalnya Gilang ngecewain kepercayaan kalian, hukum aja Gilang" ucap Gilang, Doni mencium kepala Gilang, dan melepaskan pelukannya.

"Yaudah sana siap-siap."

"Oke."

Gilang langsung bergegas pergi ke kamar yang kemarin ia tempati sebagai istirahat.

Gilang berjalan, melihat nomor pada pintu kamar agar tidak salah masuk. Gilang sedang mencari kamar yang bernomor 267, tetapi tidak kunjung ketemu, ia sempat lupa dimana letak kamarnya.

Mungkin Gilang akan menaiki lift lagi untuk menuju ke lantai diatasnya, mencari keberadaan kamarnya.

Setelah sampai dilantai atas, Gilang menemukan kamarnya, dan langsung masuk, mengunci pintunya takut saja jika ada sembarang orang masuk.

Selesai mandi dan memakai baju. Gilang menatap dirinya sendiri dikaca. Melipat bagian pergelangan tangan, satu kancing diatasnya dibiarkan terbuka, menyisir rambutnya dengan tangan dan merapikannya. Gelang hitam yang melekat di tangan kirinya, arloji di tangan kanannya, dan cincin hitam yang melingkar manis dijari tengahnya. Ohh, munkin, inikah jodohnya author bukan??

GILANG [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang