Chapther 28

1.5K 56 0
                                    

Heyy bestieekuu!!....
Gimana kabarnya? Perasaannya??
Alhamdulillah baik dan prenjon, haha!!

Udah follow belum?? Kalau belum, follow dulu dehh.. siapa tau ketagihan😉 kaya kamuu... ga³ b aja.

Follow!!
Vote!!
And komen!!

Ssstttt, jangan takut makin sayang👌

***

"Udah siap semuanya??" Tanya Doni kepada yang lainnya.

"Udah kayanya.." Jawab Deni, Deni adalah adik bungsu dari orang tua Doni.

Deni juga sering membantu Doni, ketika Doni menyuruhnya. Bukan berarti Deni hanya mau mengerjakan sesuatu ketika disuruh saja, tapi itu sudah persetujuan dari Doni. Deni boleh membantu ketika disuruh oleh Doni.

"Coba di cek." Balas Doni.

Kepulangan Zea dari rumah sakit, sudah dinanti-nanti oleh keluarga Zea, teman-temannya, maupun dirinya sendiri.

Jam menunjukan pukul 07.35

Ramai diruangan Zea yang sedang be-beres barang-barang selama dirumah sakit. Bahkan ruangan itu sudah seperti pasar, bisingnya dari hal hal random yang dibicarakan dan dilakukan.

Gilang dan sahabatnya, sahabat-sahabat Zea, keluarga Gilang dan Zea, sudah berkumpul sejak pagi datang.

Geng MEFIGHWIN dan trio rusuh sudah izin ke kepala sekolah dan guru-guru yang akan datang pada kelasnya hari ini untuk tidak sekolah. Trio rusuh sebenarnya tidak diperbolehkan, namun karna Gilang yang mengizinkannya, untuk apa jika tidak boleh.

Sahabat Gilang dan Zea sedang berada diluar ruangan, sibuk dengan ponselnya sendiri-sendiri sambil menunggu Zea keluar dari ruangnya

Sedangkan Gilang berada didalam mendampingi Zea. Bukan hanya Gilang dan Zea saja, ada beberapa pihak keluarga mereka yang sedang sibuk be-beres.

Zea sedang duduk ditepi ranjang yang selama dirumah sakit selalu menahan tubuhnya untuk istirahat. Sambil mengayun-ayunkan kakinya dan melihat sana kemari keluarganya yang sedang sibuk.

Sebenarnya untuk hari ini, perasaan Zea ada senang ada ga-nya. Wajah yang seharusnya ia nampakkan dengan senang, tapi ditutupi oleh perasaan lain.

Gilang sedang berdiri disamping Zea, memainkan ponselnya dengan raut wajah datar. Banget. Bahkan Zea yang berada disampingnya merasa tidak dianggap, karna sejak tadi pagi Gilang datang, hanya beberapa kata yang keluar dari mulut Gilang untuk Zea.

Tidak memikirkan Gilang, Zea memilih diam dan tidak mengeluarkan satu kata ataupun kalimat untuknya.

Zea hendak turun dari ranjangnya, ingin menemui sahabatnya yang berada diluar. Tapi, sebelum telapak kaki Zea menapak pada lantai, Gilang sudah menggenggam tangan Zea.

"Mau kemana?" Tanya Gilang, ia beralih menatap Zea.

"Bukan urusan Lo!" Tukas Zea.

Zea tidak memikirkan tatapan Gilang yang begitu intens padanya, justru ia melempar lirikan pada Gilang. ia menghentakkan tangannya agar tangan Gilang terlepas dari tangannya.

GILANG [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang